Langsung ke konten utama

Biografi Imam Al Ghazali


Biografi Ghazali



الإمام حجة الإسلام محمد بن محمد الغزلي الطوسي

Nama lengkap beliau adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al Ghazali At-Thusi. Ia dilahirkan di Thus (15 Mil ke arah utara dari wilayah Meshad, Iran) dilahirkan pada tahun 450 H/1058 M. 

    Imam Al Ghazali merupakan ulama multidisipliner yang menguasai banyak ilmu, ia adalah seorang mufassir, ahli dalam bidang hadits, tasawuf, ilmu kalam, filsafat bahkan sampai ilmu-ilmu alam lainnya. Singkatnya ia adalah pakar dalam ilmu-ilmu naqli (bersumber dari dalil agama) dan aqli (bersumber dari akal). Imam Al-Ghazali mendapat beberapa gelar yang mulia karena keshalihan, akhlak dan ilmu yang dimilikinya. Ia dikenal sebagai pembela Islam (hujjatul Islam), hiasan agama (zainuddin), samudera yang menghanyutkan (bahrun mughriq), dan pembaharu agama (mujaddid wa muslih ad-din). Al-Ghazali lah yang menginisasi menyatunya sufisme dan syari’ah dalam satu sistem yang sebelumnya terkesan terpisah. Kemudian Hujjatul Islam yang kedua adalah Imam Syafi'i dan Mujaddid pada abad ke V Hijriah.

    Al-Ghazali menjadi yatim piatu sejak ia kecil. Meskipun orangtuanya buta huruf, namun mereka sangat memperhatikan pendidikan anaknya. Sebelum meninggal, Ayahnya mewasiatkan kepada sahabatnya untuk mendidik dan menjaga A-Ghazali beserta adiknya. Setelah wafatnya orangtua Al-Ghazali, ia dan adiknya diasuh oleh sahabat orangtuanya seorang sufi yang  bernama Ahmad bin Muhammad al-Rozakani di kota Thusi yang telah mendapatkan wasiat dari Ayahnya. Al-Rozakani kemudian membesarkan dan mendidik Al-Ghazali dan adiknya terutama dalam ilmu fiqh dan tasawuf. Ia juga berguru pada Imam Abu Nashr Al Ismaili di Jurjan. Ia juga mempelajari Fikih dan Teologi Islam dari Imam Al Juwaini. Di Naisaburi, ia berguru pada Imam Haramain sampai menguasai ilmu perbandingan madzhab, logika dan filsafat. Sepeninggal Imam Haramain sekitar tahun 480 H ia berhijrah ke Baghdad untuk mengajar di sebuah madrasah yang bernama Madrasah Nidzamiyah.

    Dalam menapaki spiritualnya ia mengalami kegelisahan sehingga melepas jabatanyya di Baghdad yang kemudian ia mengembara ke Damaskus untuk mendalami Ilmu Tasawuf, dalam pengembaraannya itu ia berhasil mengarang sebuah karya kitab yang sangat fenomenal yaitu Ihya' Ulumuddin, selepas itu ia kembali ke Thus dan meninggal disana pada usia 57 tahun pada tahun 505 H/ 1111 M.

    Imam Al Ghazali adalah ilmuan Islam dengan karya yang merentang dalam berbagai disiplin ilmu. Di antara karya-karyanya adalah At- Ta'liqat, Al Wajiz fi al-Fiqh fi al- Madzahib al-Imam Asy Syafi'i, Tahdzib Al Ushul, Al Mustasyfa (Fikih dan Ushul Fikh), Ihya' Ulumuddin, Mizan Al 'Amal, Bidayah Al Hidayah, Al-Munqidz Min adh-Dhalal, Minhaj al-'Abidin (Tasawuf dan Etika), Al-Iqtisad fi Al-I'tiqad, Maqashid al Asna' fi Syarh al-Asma' al-Husna, Misykat al-Anwar (Teologi), Maqashid Al Falasifah, Tahafut al-Falasifah, Mi'yar al-'Ilm, Al-Qisthas Al-Mustaqim (Filsafat dan Logika).


By : Syarip Hidayatullah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Metode Pendidikan, Dasar, Tujuan, Tugas dan Fungsi

PENDAHULUAN Dalam pendidikan Islam, metode mempunyai kedudukan yang sangatpenting dalam upaya mencapai tujuan, karena ia menjadi sarana yangmembermaknakan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan,sehingga dapat dipahami atau diserap oleh peserta didik menjadi pengertianpengertianyang fungsional terhadap tingkah lakunya. Dalam pendidikan Islam, metode yang tepat guna bila ia mengandung nilai-nilai intrinsik dan ekstrinsik sejalan dengan materi pelajaran dan secara fungsional dapat dipakai untuk merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung dalam tujuan pendidikan Islam. Antara metode, kurikulum (materi) dan tujuan pendidikan Islam mengandung relevansi ideal dan oprasional dalam proses kependidikan. Oleh karena itu proses kependidikan Islam mengandung makna nternalisasi dan transformasi nilai-nilai Islam ke dalam pribadi peserta didik dalam upaya membentuk pribadi muslim yang beriman bertakwa dan berilmu pengetahuan yang amaliah mengacu kepada tuntunan agama dan tu...

KONSEP MANUSIA DALAM HUMANISME DAN AL-QUR’AN

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang. Membicarakan tentang manusia adalah tentang diri kita sendiri, suatu pembicaraan yang tidak pernah kering dan berakhir. Manusia telah mampu memahami dirinya sendiri selama beribu-ribu tahun. Tetapi gambaran yang pasti dan meyakinkan tidak mampu mereka peroleh hanya dengan mengandalkan daya nalarnya yang subjektif. Oleh karena itu mereka memerlukan pengetahuan dari pihak lain yang dapat memandang dirinya secaraa utuh. Allah sang pencipta telah menurunkan Kitab suci Al-Qur’an di antara ayat-ayatnya adalah gambaran-gambaran konkrit manusia dengan keabsolutannya . Sedangkan psikologi humanisme dengan hasil pemikiran manusia belaka berusaha juga memberikan pandangan tentang manusiadengan berkaca pada psikologi humanisme tentunya bersifat relatif. Dengan kerakteristik yang berbeda baik dari kajian bentuk tubuh hingga kajian yang sangat mendalam tentang primordialnya dengan tuhan saat di alam rahim. Oleh karena itulah makalah...

ISMAIL RAJI AL FARUQI

  ISMAIL RAJI AL-FARUQI Ismail Raji al-Faruqi dilahirkan pada tanggal 01 Januari 1921 M di Jaffa yang terletak di negara Palestina, dan ia meninggal pada tanggal 24 Mei 1986 M.' Ayahnya bernama Abdul Huda Al-Faruqi yakni gadi (hakim) yang terpandang di negara Palestina, seseorang yang juga terpandang sebagai sosok yang taat kepada agama; dan dari ayahnya inilah, ditambahj juga dari pendidikan di masjid setempat, Faruqi menerima pembelajaran agama dengan baik, pendidikan  memang wajar bagi anak-anak Palestina pada umumunya . Waktu itu, Palestina masih tentram dan damai dalam naungan kekuasaan pemerintah Arab di Damaskus, meskipun juga sedang berada di bawah kekuasaan kolonial Inggris. Sampai akhirnya orang-orang bangsa Yahudi berdatangan, mendirikan pemukiman sendiri, dan perlahan mulai menggrogoti dan mulai menguasai. Palestinapun mulai bergejolak . Ismail Raji Al-Faruqi merupakan sosok yang begitu mengagumi tanah airnya sendiri, Palestina, sebelum daerah tersebut dikuasai...