Langsung ke konten utama

Mengenal Ulama Eksakta Nusantara Prof. Dr. KH. Kadirun Yahya

Kadirun Yahya


    Prof. Dr. KH. Kadirun yahya adalah seorang ulama yang ahli dalam berbagai bidang ilmu ia juga merupakan seorang mursyid tarekat Naqsyabandiyah Khalidiah, disamping itu ia seorang tokoh ulama Nusantara yang dikagumi Bungkarno pada masanya. KH. Kadirun yahya berusaha memberikan penjelasan tentang agama secara rasional sebagaimana mempelajari ilmu matematika yang hasilnya tidak pernah bohong. 

    Menurut Prof. Dr. Kadirun Yahya bahwa para ulama Nusantara masih memperkenalkan Islam dan mengajarkannya dengan metode klasik dan dogmatis, seolah-olah hal itu adalah sesuatu doktrin semata. Namun beda halnya dengan Prof. Dr. Kadirun Yahya, bahwa Agama Islam tidaklah  seperti itu, bahwa agama Islam adalah sesuatu yang nyata dan dapat di buktikan secara Ilmiyah baik secara teknologi dan sains dan hal itu terkandung didalam Al Quran dan Al Hadits yang merupakan pedoman bagi Umat Islam oleh karena itu pada zamannya ia dikenal sebagai ulama yang ahli dalam Metafisika Eksakta, disamping itu juga beliau adalah seorang yang mendalami tarekat yang terafiliasi terhadap ajaran Naqsabandiyah Khalidiyah.    

     Gelar Ulama eksakta yang diberikan tergambar pada beberapa buku karya beliau seperti Capita Selekta tentang Agama Metafisika dan Ilmu Eksakta yang di gunakan sebagai washilah atas amalan-amalan dzikir dan juga di sangkut-pautkan dengan ilmu eksakta yang mana hal ini dapat terlihat adanya relevansi dari ketiga relevansi berikut seperti, tarekat, mursyid dan washilah. Penggabungan ketiga ilmu itu disatukan lantaran Ilmu eksakta merupakan sebuah ilmu yang hampir tidak mungkin menimbulkan konflik baru atau memperkeruh polemik yang ada. 

    Prof. Kadirun Yahya menyebutkan bahwa Ilmu Metafisika Eksakta sebagai kajian yang membahas terkait persoalan-persoalan Metafisika, yakni sesuatu yang bersifat abstrak, transenden dan ghaib melalui pendekatan ilmu eksakta yang meliputi berbagai macam bidang keilmuan seperti Matematika, Fisika, Kimia, Mekanika, Biologi, dan lain sebagainya. Menurutnya juga Ilmu Metafisika Eksakta sangat Efektif digunakan sebagai penjelasan dalam menerangkan teori-teori ilmiah dari pelaksanaan teknis ilmu agama yang termasuk dalam bidang ilmu tasawuf dan sufi, serta tentang proses-proses dan perkembangan dari tingkah laku manusia.

    Berbicara tentang tasawuf yang didalamnya ada tarekat atau suatu jalan untuk mencapai Allah Swt yang kental dengan ritus dzikrullah secara zahir maupun bathin, menurut Prof. Dr. Kadirun Yahya bahwa kehebatan dan kemanfaatan kalimah Allah hanya bisa di raih dengan Ilmu dan metodology (tarekat). Dimana melalui tarekat merupakan suatu jalan atau metode menuju tuhan untuk mendapatkan energi tidak terhingga milik Allah Swt. 

    Kalimat Allah ialah siftanya tidak dapat bercerai dari zat-zatnya itu sendiri sebagaiman matahari yang tidak bercerai dengan cahayanya. Untuk sampai kepada energi yang tidak terhingga itu hanya dapat ditempuh dengan bermunajat kepada-Nya. Allah Swt bersifat Qodim dan manusia bersifat Bahru maka ini mengindikasikan bahwa  frekuensi Allah dan Manusia sangat berbeda terkecuali Allah swt memberikan idzin kepada hambanya untuk mendekat kepada-Nya dengan suatu alat perantara. Sebagaimana Rasulullah Saw yang diidzinkan Allah untuk bertemu dengan-Nya pada pristiwa Isra' dan Mi'raj dengan menggunakan Burok yang dikisahkan terbuat dari cahaya, Prof. Kadirun Yahya menyebut alat perantara ini sebagai Nurun 'Ala Nurin atau al Washilah  yang mengandung energi yang tak terhingga. 

    Begitu juga ketika Prof. Kadirun Yahya menjelaskan pristiwa Isra' Mi'raj dengan sistematika ekstakta. Sebagaimana dalam rumus mencari jarak laju suatu benda maka digunakan:

S = v . t

Dimana s adalah spazium = distance = jarak

v adalah velocitas = speed = kecepatan

t adalah tempo = time = waktu 

jadi : Jarak = kecepatan . waktu

S = v . t, kalau jaraknnya S = tak terhingga, maka ditulis; 

S= v . t,  (Menurut Ilmu Al Jabar)

Kalau = v . t , maka v nya harus tak terhingga (∞) 

Sehingga ∞ = ∞ x t , atau ∞ = v . 

    Waktu yang dipakai Rasulullah Saw berangkat sesudah Isya dan kembali sebelum Subuh, dapat dikatakan kira-kira enam jam pulang pergi. Jadi, satu kali melakukan perjalanan membutuhkan waktu selama waktu selama 3 jam, atau t = 3 Diketahui: 2 t =6

t = 3 S= v . t

S = ∞ (diketahui)

t = 3 (diketahui) 

∞ = v . 3 

v = ∞ : 3 = 

    Jadi, v mesti harus tak terhingga (∞) penjelasannya ialah berdasarkan pada ilmu eksakta, Rasulullah SAW wajib menggunakan suatu alat  atau kendaraan dan frekuensi yang berdimensi serta berkecepatan tak terhingga atau tak terbatas, yang v nya = ∞ Dalam Al Quran dijelaskan bahwa rasulullah SAW diberikan sebuah alat  oleh Allah SWT diberikan berupa Buraq yaitu kilat yang kecepatan dan frekuensinya tidak terhingga sehingga v nya adalah tak terhingga v = 

Beberapa contoh diatas merupakan hasil pemikiran Prof Dr Kadirun Yahya dalam menjelaskan beberapa masalah keagaam dalam Islam yang mampu di jelaskan melalui Ilmu Eksakta, masih banyak lagi keterangan beliau dalam menjelaskan permasalahan agama yang dijelaskan dengan pendekatan eksakta.

Prof. Dr. Kadirun Yahya meninggal dunia pada usia 84 Tahun tepat pada tanggal 15 Safar 1422 H atauu hari rabu 9 Mei 2001 M.

Komentar

  1. Indonesia tidak kekurangan Orang hebat dan berilmu... Mantap

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik, bijak dan konstruktif !

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Metode Pendidikan, Dasar, Tujuan, Tugas dan Fungsi

PENDAHULUAN Dalam pendidikan Islam, metode mempunyai kedudukan yang sangatpenting dalam upaya mencapai tujuan, karena ia menjadi sarana yangmembermaknakan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan,sehingga dapat dipahami atau diserap oleh peserta didik menjadi pengertianpengertianyang fungsional terhadap tingkah lakunya. Dalam pendidikan Islam, metode yang tepat guna bila ia mengandung nilai-nilai intrinsik dan ekstrinsik sejalan dengan materi pelajaran dan secara fungsional dapat dipakai untuk merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung dalam tujuan pendidikan Islam. Antara metode, kurikulum (materi) dan tujuan pendidikan Islam mengandung relevansi ideal dan oprasional dalam proses kependidikan. Oleh karena itu proses kependidikan Islam mengandung makna nternalisasi dan transformasi nilai-nilai Islam ke dalam pribadi peserta didik dalam upaya membentuk pribadi muslim yang beriman bertakwa dan berilmu pengetahuan yang amaliah mengacu kepada tuntunan agama dan tu

KONSEP MANUSIA DALAM HUMANISME DAN AL-QUR’AN

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang. Membicarakan tentang manusia adalah tentang diri kita sendiri, suatu pembicaraan yang tidak pernah kering dan berakhir. Manusia telah mampu memahami dirinya sendiri selama beribu-ribu tahun. Tetapi gambaran yang pasti dan meyakinkan tidak mampu mereka peroleh hanya dengan mengandalkan daya nalarnya yang subjektif. Oleh karena itu mereka memerlukan pengetahuan dari pihak lain yang dapat memandang dirinya secaraa utuh. Allah sang pencipta telah menurunkan Kitab suci Al-Qur’an di antara ayat-ayatnya adalah gambaran-gambaran konkrit manusia dengan keabsolutannya . Sedangkan psikologi humanisme dengan hasil pemikiran manusia belaka berusaha juga memberikan pandangan tentang manusiadengan berkaca pada psikologi humanisme tentunya bersifat relatif. Dengan kerakteristik yang berbeda baik dari kajian bentuk tubuh hingga kajian yang sangat mendalam tentang primordialnya dengan tuhan saat di alam rahim. Oleh karena itulah makalah ini akan memb

Pengertian Pendidik

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Di dalam mempelajari   keguruan maka kita tidak akan terlepas dari pendidik dan tenaga kependidikan. Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan komponen yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya terutama pendidik sangat mempunyai peran penting di dalamnya. D engan pendidik tersebut , dunia kependidikan dapat menciptakan generasi-generasi yang intelektual. Ketika kita berbicara tentang pendidik, maka kita tidak akan terlepas dengan kompetensi dan kualifikasi yang harus ada dalam pendidik tersebut. Dengan adanya kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, maka secara tidak langsung seorang pendidik dituntut untuk memiliki kualifikasi ilmu yang sesuai dengan keahliannya. Sehingga dalam makalah ini kami akan memaparkan materi tentang pendidik, apa saja kempetensi-kompetensi dan kualifikasinya. B.      Rumusan Masalah 1.       Apakah pengertian pendidik ? 2.       Apa saja kompetensi-kompetensi yang di miliki oleh pen