Langsung ke konten utama

Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki Al Hasani

MENGENAL ABUYA SAYYID MUHAMMAD ALAWI AL MALIKI AL HASANI
IMAM AHLUSSUNNAH WAH JAMAAH ABAD 21


    Abuya as-Sayyid Muhammad bin as-Sayyid 'Alawi al-Maliki al-Hasani lahir di kota Makkah pada tahun 1365 H/ 1945 M. Pendidikan pertamanya adalah Madrasah al-Falah Makkah, di mana ayah beliau as-Sayyid "Alawi bin "Abbas al-Maliki al-Hasani sebagai guru agama di sekolah tersebut yang juga merangkap sebagai pengajar di halagah di Haram Makki yang tempatnya sangat masyhur dekat Babussalam 

    Setelah as-Sayyid 'Alawi al-Maliki wafat, putra beliau as Sayyid Muhammad tampil sebagai penerus. Di samping mengajar di Masjidil Haram, beliau diangkat sebagai dosen di Universitas King Abdul Aziz - Jeddah dan Univesitas Ummul Oura - Makkah bagian ilmu Hadits dan Usuluddin. Cukup lama beliau menjalankan tugasnya sebagai dosen di dua universitas tersebut, sampai beliau memutuskan mengundurkan diri dan memilih mengajar di Masjidil Haram sambil membuka majlis ta'lim di rumah beliau di Utaibiyyah kemudian pindah ke Rushaifah.  

    Abuya as-Sayyid Muhammad al-Maliki dikenal sebagai guru, pengajar dan pendidik yang tidak beraliran keras, tidak berlebih-lebihan, dan selalu menerima debat dengan hikmah dan mauidhah hasanah. Beliau ingin mengangkat derajat dan martabat Muslimin menjadi manusia yang berperilaku baik dalam muamalatnya kepada Allah dan kepada sesama, terhormat dalam perbuatan, tindakan serta pikiran dan perasaannya.  

    Beliau adalah orang cerdas dan terpelajar, berani dan jujur serta adil dan cinta kasih terhadap sesama. Itulah ajaran utama Abuya as-Sayyid Muhammad bin 'Alawi al-Maliki. Beliau selalu menerima dan menghargai pendapat orang dan menghormati orang yang tidak sealiran dengannya atau tidak searah dengan tharigahnya. Dalam kehidupannya beliau selalu bersabar dengan orang-orang yang tidak bersependapat baik dengan pemikirannya atau dengan alirannya, semua yang berlawanan diterima dengan sabar dan dijawab dengan hikmah.  

    Beliau tahu persis bahwa kelemahan Islam terdapat pada pertikaian para ulamanya dan ini memang yang diinginkan musuh Islam. Sampai-sampai beliau menerima dengan rela digeser dari kedudukannya baik di universitas dan ta'lim beliau di Masjidil Haram. Semua ini beliau terima dengan kesabaran dan keikhlasan bahkan beliau selalu menghormati orang-orang yang tidak sependapat dan sealiran dengannya, semasih mereka memiliki pandangan khilaf yang bersumber dari al-Quran dan Sunnah. 

    Pada akhir hayat beliau yang berkenaan dengan adanya kejadian teroris di Saudi Arabia, beliau mendapatkan undangan dari ketua umum Masjidii Haram Syeikh Shaleh bin Abdurrahman al-Hushain untuk mengikuti “Hiwar Fikri” di Makkah yang diadakan pada tanggal 5 hingga 9 Dzul Oa'dah 1424 H/ Desember 2003 M dengan judul “Al-Ghuluw wal I'tidal: Ru'yah Manhajiyyah Syamilah”, di sana beliau mendapat kehormatan untuk mengemukakan pendapatnya tentang Tatharruf atau yang lebih poluler disebut ajaran yang beraliran fundamentalis atau extremis. Dan dari sana, beliau meluncurkan sebuah buku yang sangat popular di kalangan masyarakat Saudi yang berjudul “Al-Ghuluw: Dauruhu fil Irhib wa Ifsid alMujtama'”. Dari situ, mulailah pandangan dan pemikiran beliau tentang dakwah selalu mendapat sambutan dan penghargaan masyarakat luas 

    Pada tanggal 11 Dzul Oa dah 1424 H/ 4 Januari 2004 M, beliau mendapat kesempatan untuk memberikan ceramah di hadapan wakil raja Amir “Abdullah bin “Abdul “Aziz yang isinya beliau selalu menggaris-bawahi akan usaha menyatukan suara ulama dan menjalin persatuan dan kesatuan dakwah.  

    Di samping tugas beliau sebagai da'i, pengajar, pembimbing, dosen, penceramah dan segala bentuk kegiatan yang bermanfaat bagi agama, beliau pula seorang pujangga besar dan penulis unggul. Tidak kurang dari 100 buku yang telah dikarangnya, semuanya beredar di seluruh dunia. Tidak sedikit dari kitab-kitab beliau yang beredar telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis, Urdu, Indonesia dll. 

         Ketika beliau berkunjung ke Malaysia pada bulan Syawwal 1423 H/ Desember 2002 M, Abuya memberi amanah kepada murid tertua beliau, KH. M. Ihya Ulumuddin untuk membuat wadah bagi para alumni atas pendapat dari putra beliau, Abuya as-Sayyid Ahmad. Alhamdulillah pada tanggal 2 Muharram 1424 H /5 Maret 2003 M, sebanyak 25 murid beliau berkumpul di kediaman KH. Muhyiddin Nor, Pondok Pesantren Darussalam Tambak Madu Surabaya, semua sepakat mewujudkan amanah beliau berdakwah secara berjama'ah dalam wadah yang diberi nama Hai'ah ASHSHOFWAH yang sekarang kantor pusatnya berada di Jl. Gayungsari Surabaya, sebelah timur Masjid al-Akbar Surabaya, dan telah memiliki 15 kantor cabang di seluruh Indonesia.  
 
       Abuya as-Sayyid Muhammad bin 'Alawi al-Maliki wafat pada hari jumat tanggal 15 Ramadhan 1425 H/ 30 Oktober 2004 M dan dimakamkan di pemakaman al-Ma'la di samping makam istri Rasulullah, Sayyidah Khadijah binti Khuwailid. Dan umat muslimin yang berada di Makkah menyaksikan penguburan beliau pada saat itu, termasuk para pejabat, ulama, para santri yang datang dari seluruh pelosok negeri, baik dari luar Makkah atau dari luar negeri. Semuanya menyaksikan hari terakhir beliau sebelum disemayamkan, semua menyaksikan jenazah beliau setelah disholati di Masjidil Haram setelah sholat Isya yang dihadiri oleh tidak kurang dari sejuta manusia. Begitu pula selama tiga hari tiga malam rumahnya terbuka bagi ribuan orang yang ingin mengucapkan Bela sungkawa dan takziah. 

    Beliau wafat meninggalkan 6 orang Putra diantaranya yaitu as Sayyid Ahmad, as Sayyid Abdullah, as Sayyid Alwi, as Sayyid Ali, as Sayyid al Hasan dan as Sayyid al Husen dan beberapa putri yang tidak disebutkan. 

Komentar

  1. The Game of Baccarat - Viking Symbols & Symbols - WURRIEGLII
    In 1xbet this video worrione we'll introduce you deccasino to some of the popular and popular casino games, like blackjack, poker, and the famous baccarat game of the time.

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik, bijak dan konstruktif !

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Metode Pendidikan, Dasar, Tujuan, Tugas dan Fungsi

PENDAHULUAN Dalam pendidikan Islam, metode mempunyai kedudukan yang sangatpenting dalam upaya mencapai tujuan, karena ia menjadi sarana yangmembermaknakan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan,sehingga dapat dipahami atau diserap oleh peserta didik menjadi pengertianpengertianyang fungsional terhadap tingkah lakunya. Dalam pendidikan Islam, metode yang tepat guna bila ia mengandung nilai-nilai intrinsik dan ekstrinsik sejalan dengan materi pelajaran dan secara fungsional dapat dipakai untuk merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung dalam tujuan pendidikan Islam. Antara metode, kurikulum (materi) dan tujuan pendidikan Islam mengandung relevansi ideal dan oprasional dalam proses kependidikan. Oleh karena itu proses kependidikan Islam mengandung makna nternalisasi dan transformasi nilai-nilai Islam ke dalam pribadi peserta didik dalam upaya membentuk pribadi muslim yang beriman bertakwa dan berilmu pengetahuan yang amaliah mengacu kepada tuntunan agama dan tu...

ISMAIL RAJI AL FARUQI

  ISMAIL RAJI AL-FARUQI Ismail Raji al-Faruqi dilahirkan pada tanggal 01 Januari 1921 M di Jaffa yang terletak di negara Palestina, dan ia meninggal pada tanggal 24 Mei 1986 M.' Ayahnya bernama Abdul Huda Al-Faruqi yakni gadi (hakim) yang terpandang di negara Palestina, seseorang yang juga terpandang sebagai sosok yang taat kepada agama; dan dari ayahnya inilah, ditambahj juga dari pendidikan di masjid setempat, Faruqi menerima pembelajaran agama dengan baik, pendidikan  memang wajar bagi anak-anak Palestina pada umumunya . Waktu itu, Palestina masih tentram dan damai dalam naungan kekuasaan pemerintah Arab di Damaskus, meskipun juga sedang berada di bawah kekuasaan kolonial Inggris. Sampai akhirnya orang-orang bangsa Yahudi berdatangan, mendirikan pemukiman sendiri, dan perlahan mulai menggrogoti dan mulai menguasai. Palestinapun mulai bergejolak . Ismail Raji Al-Faruqi merupakan sosok yang begitu mengagumi tanah airnya sendiri, Palestina, sebelum daerah tersebut dikuasai...

KONSEP MANUSIA DALAM HUMANISME DAN AL-QUR’AN

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang. Membicarakan tentang manusia adalah tentang diri kita sendiri, suatu pembicaraan yang tidak pernah kering dan berakhir. Manusia telah mampu memahami dirinya sendiri selama beribu-ribu tahun. Tetapi gambaran yang pasti dan meyakinkan tidak mampu mereka peroleh hanya dengan mengandalkan daya nalarnya yang subjektif. Oleh karena itu mereka memerlukan pengetahuan dari pihak lain yang dapat memandang dirinya secaraa utuh. Allah sang pencipta telah menurunkan Kitab suci Al-Qur’an di antara ayat-ayatnya adalah gambaran-gambaran konkrit manusia dengan keabsolutannya . Sedangkan psikologi humanisme dengan hasil pemikiran manusia belaka berusaha juga memberikan pandangan tentang manusiadengan berkaca pada psikologi humanisme tentunya bersifat relatif. Dengan kerakteristik yang berbeda baik dari kajian bentuk tubuh hingga kajian yang sangat mendalam tentang primordialnya dengan tuhan saat di alam rahim. Oleh karena itulah makalah...