Langsung ke konten utama

Pendidikan Islam di Thailand

Islam Thailand

PENDAHULUAN

Thailand merupakan sebuah negara berpenduduk mayoritas Budha dengan sebagian kecil lainnya beragama Islam dan Konghucu. Lebih dari itu Budha juga ditetapkan sebagai agama resmi negara. Muslim di Thailand pada umumnya tinggal di wilayah selatan khusunya provinsi Pattani, Yala, Narathiwat ditambah sebagian Satun dan Songkhla. Sebagaimana kondisi masyarakat minoritas pada umumnya, Melayu Muslim di Thailand kerap mendapatkan tindakan diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu bentuk diskriminasi terberat yang dialami oleh minoritas Melayu Muslim di Thailand adalah kebijakan asimilasi budaya yang diterapkan secara paksa oleh pemerintah Thailand sejak rezim Jenderal Phibul Songkhram, dimana dalam kebijakan tersebut Thai Budha ditetapkan sebagai identitas dan budaya tunggal Thailand. Kebijakan asimilasi budaya adalah bentuk nyata perang psikologi melalui kekerasan kultural yang dilakukan untuk menghapus budaya Melayu Islam di seluruh wilayah Thailand. Dalam kebijakan tersebut terdapat larangan penggunaan nama, bahasa dan identitas Melayu Islam lainnya dalam kehidupan masyarakat. Terlebih untuk dapat diterima di sekolah negeri dan bekerja instansi pemerintah, identitas Melayu Muslim relatif harus ditanggalkan. Kondisi tersebut mengakibatkan masyarakat Melayu Muslim mengalami culture shock berat yang membuat mereka menjadi sangat tertekan. Lebih dari itu kebijakan asimilasi budaya juga menciptakan stigma bahwa Melayu Muslim adalah kelompok kriminal dibalik jubah agama yang kemudian memunculkan kecurigaan terutama dari etnis Thai. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam di Thailand, Untuk mengetaahui Apa saja lembaga pendidikan Islam di Thailand dan Untuk Mengetahui perbandingan pendidikan Islam di Thailand dengan di Indonesia.

 

PEMBAHASAN

PENDIDIKAN ISLAM DI THAILAND

 

A.  Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam di Thailand

1.      Islam di Thailand

Thailand merupakan negara yang berbentuk kenegaraan konstitusional dengan ibu kotanya Bangkok agama penduduk negeri ini adalah Buda Islam dan Kristen. Penduduk yang serta agama Islam diperkirakan lebih kurang 10% dari 73 propinsi di Thailand. Umat Islam mendiami wilayah bagian selatan yaitu Pattani, Yallah, Marathiwat dan Satu. Pada daerah ini umat Islam berjumlah sekitar 80%. Daerah ini merupakan daerah yang subur dan banyak menghasilkan tambang. Masyarakat Islam Pattani pada umumnya adalah keturunan bangsa melayu yang taat beragama. Sayangnya pemerintah Thailand yang Budhisme sejak dahulu sampai sekarang kurang memperhatikan nasib umat Islam. Mereka dituduh sebagai sparatis muslim sehingga pemerintah Thailand selalu memburu mereka. Umat di bawah pemerintahan Budhisme benar-benar mengalami nasib yang memprihatinkan. Dari segi pendidikan mereka sangat terbelakang, karena mereka hanya di beri kesempatan mengenyam pendidikan sampai ketingak SLTA saja. Selebihnya jika mereka ingin meneruskan pelajaran agama, harus berusdaha sendiri keluar negri misalnya kenegri-negri timur tengah. Hampir selama 2 abad masyarakat muslim Pattani ingin memisahkan diri dari pemerintah Thailand akan tetapi pemerintah selalu menghalanginya karena daerah-daerah Muslim merupakan daerah yang strategis dan sangat subur. Masyarakat muslim Pattani yang mengolah tanah dan menghasilkan bahan makanan justru tidak dapat menikmati hasil karyanya.

Jika dilihat pendidikan agama pada umumnya diselenggarakan di pondok. Orang Muslim Pattani yang belajar agama di timur tengah setelah kembali ke daerahnya, mereka mendirikan pondok-pondok dalam sistem pendidikan dan bangunan ada yang masih kuno dan modern. Mereka mempunyai 26 Majelis Ulama’ Islam. Majelis ini bertugas untuk mengurus segala sesuatu tentang umat Islam Pattani. [1] Islam tidak serta merta ada di Thailand (dahulu disebut Siam kemudian Muangthai). Meskipun Islam merupakan agama mayoritas di Asia Tenggara dengan kantong utama adalah Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Akan tetapi Islam adalah agama minoritas di daratan utama Asia Tenggara yang telah dihuni oleh penganut Hindu dan Budha jauh sebelum Islam datang sekitar abad ke-9. Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwasanya Muslim di Thailand mayoritas hidup di wilayah selatan terutama Provinsi Pattani.

Pada awalnya Pattani merupakan kerajaan berdaulat yang terletak di wilayah selatan Thailand dengan mayoritas penduduk etnis melayu yang dipimpin oleh Sultan Sulaiman. Pada saat itu Kerajaan Siam terus menerus berusaha menguasai Pattani dengan cara agresi namun selalu gagal. Hingga pada pemerintahan Sultan Muzhaffar, Pattani menuju zaman keemasannya sehinnga sehingga semakin menarik Siam untuk kembali menyarang Pattani dan akhirnya dapat menguasainya setelah perang bertahun tahun.  Kerajaan Siam begitu bernafsu untuk segera menguasai wilayah Kesultanan Pattani karena  daerah Pattani merupakan daerah yang maju dan strategis untuk disinggahi ataupun untuk kegiatan niaga.

Dalam kaitannya dengan masyarakat Muslim Thailand, pemerintah Thailand menerapkan kebijakan asimilasi budaya yang sangat mengekang kebebasan hidup masyarakat Muslim Thailand. Kebijakan tersebut secara garis besar berisi tentang keputusan Pemerintah Thailand menjadikan Thai Budha sebagai identitas dan kebudayaan tunggal negara. Akibat diimplementasikannya kebijakan tersebut, masyarakat Melayu Muslim di Thailand berada pada kondisi yang tertekan. Kebijakan tersebut mengakibatkan culture shock karena masyarakat Muslim di Thailand harus merubah cara hidup mereka secara drastis dan berlawanan dengan cara hidup mereka sebelumnya. Terlebih penerapan kebijakan tersebut juga disertai dengan paksaan dan ancaman dari pemerintah. Kondisi sosial tersebut tentunya mengakibatkan dampak psikologis yang berat dan berkepanjangan terhadap masyarakat Muslim di Thailand. Masyarakat Muslim Thailand khususnya Melayu muslim.[2]

 

2.      Pendidikan Islam di Thailand

Thailand adalah salah satu dari negara asia tenggara yang mayoritas beragama budha. Sedangkan umat islam adalah penduduk minoritas dari jumlah totalitas penduduk thailand. Umat islam di thailand tinggal di wilayah selatan thailand, yaitu meliputi provinsi yala, Narathiwat, patani, dan sebagian dari senggora. Yang dihuni oleh sekitar 5 juta jiwa yakni 8% dari jumlah seluruh penduduk thailand yang berjumlah 65 juta jiwa. Diwilayah ini dihuni oleh sekitar 85% masyarakat muslim. Bersumber pada sejarah negeri ini terdapat catatan bahwa Islam telah sampai ke negri ini dibawa oleh pedagang-pedagang Arab dan india. Ketika mereka datang belum ada penduduk Siam yang beragama Islam dan penduduk menyebut pedagang Islam ini dengan sebutan Khek Islam yang artinya orang Musiimin.”6 Mereka kemudian meminta pada Raja Siam unmk diperboiehkan mendirikan masjid dilahan tersendiri. Permohonan ini dikabulkan bahkan letaknya berhadapan dengan israna Raja Siam sendiri dan diberi mama Bangkok Noi yang artinya Bangkok kecila Masjid ini‘sampai sekarang masih terpelihara dengan baik dan bahkan bermunculan masjid-masjid yang iain. Kehidupan mereka kebanyakan sebagai pedagang dan oleh karena imlah mereka seringkali berhubungan dengan penduduk lokal yang belum Islam sehingga terjadi interaksi agama dan berlangsung perkawinan campuran. Kondisi ini mempercepat terjadinya persebaran Islam di Siam. Kaum Muslimin yang ada pun akhirnya juga turut mempertahankan ibu kota Ayudhya dari serangan tentara Birma dibawah Raja Alaung Phya. Perang inilah yang menyebabkan Siam tidak dapat lagi berkembang dan dikuasai Birma. Hanya sebagian kecil Siam timur yang belum dikuasai Birma dan dibawah pimpinan Phya Cakri bersama kaum muslimin Ayudhya dapat direbut kembali dan dibangun menjadi kota Bangkok.417 Penyebar Islam yang lainnya adalah kelompok bangsawan dan tentara yang berhasil ditawan Siam selama terjadinya peperangan dengan Malaka dan Kedah. Pengasingan Raja Bugis diserang Belanda juga membantu persebaran Islam. [3]

Sejarah awal patani diperkirakan muncul pada tahun 1390. Raja islam pertama kerajaan patani adalah sultan isma’il syah (1500-1530). Islamisasi patani, banyak dikaitkan dengan usaha kerajaan islam samudera pasai pada abad ke-12 dan 13 M yang telah begitu aktif melaksanakan dakwah islam di kawasan ini. Dan kemudian mengalami kemunduran pemerintahan akhir raja kuning (1635-1686) dalam berbagai hal. Proses islamisasi di patani tidak bisa dilepaskan dari peranan pendidikan. Pada tahap awal pendidikan agama islam di kawasan Thailand selatan dilaksanakan pendidikan Al-Qur’an, yang dilaksanakan di masjid dan di rumah-rumah tok guru. Sedangkan pendidikan formal yang dilaksanakan pemerintah dimulai pada masa raja chalalongkarn atau rama V pada tahun 1899. Pada tahun 1921 pemerintah mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan sekolah mulai ditingkat sekolah dasar kelas satu sampai kelas empat. Kendatipun undang-undang tersebut dikeluarkan.

Kebijakan pemerintah thailand berikutnya pada tahun 1966, adalah kewajiban seluruh institusi pondok untuk mendaftar diri ke pemerintah dibawah akta Rongrian rat son sasna islam (Sekolah Swasta Mengajar Agama Islam). Sejak itu mulai pendidikan pondok di selatan Thailand. Perubahan itu memunculkan timbulnya madrasah. Madrasah memiliki ciri:

1.      Madrasah adalah lembaga pendidikan gabungan antara pendidikan agama dan akademik.

2.      Pada akhir tahun 1970-an sekolah-sekolah agama yang telah memiliki dua aliran ini (agama dan akademik) mendapat sambutan dari masyarakat.

3.      Pada tahun 1981 ada sejumlah 199 sekolah agama, 122 diantaranya yanng melaksanakan pendidikan agama dan akademik.

Peranan ulama-ulama patani sangat dominan dalam proses islamisasi tersebut, bahkan peranan mereka tidak hanya di patani saja tetapi juga sampai ke luar negeri, seperti ke indonesia. Diantaranya syekh abdul wahid bin syarif sulaiman al patani, yang berhasil mengislamkan raja buton yaitu raja walio. Dan masih banyak terdapat nama-nama ulaman yang ikut berperan didalam melaksanakan pendidikan itu sendiri. Di pandang dari sudut interen yakni munculnya lembaga pendidikan islam di patani, setelah berproses dari lembaga pendidikan informal, nonformal dan selanjutnya muncul lembaga pendidikan pondok sebagai lembaga formal.

B.       Lembaga-lembaga pedidikan Islam di Thailand

1.    Pondok dan madrasah

Ada catatan bahwa Wan Husein Senawi seorang ulama berasal dari kampung sena patani sepupu sunan ampel mendapat inspirasi untuk mendirikan pondok dipatani, setelah beliau belajar di tanah jawa di bawah asuhan sunan ampel.

Pondok adalah lembaga pendidikan tertua di patani dan diantara pondok-pondok tertua itu adalah pondok dala, bermin, dual, kota, dan lain sebagainya, yang mempunyai pengaruh besar bagi pertumbuhan pendidikan islam didaerah ini dan juga berpengaruh bagi pengembangan bahasa melayu, pengaruhnya ini sampai ke burma dan kamboja.

Pada tahun 1955 didaerah chana terdapat sejumlah pondok yang tersebar diantara sekian banyak pondok yang tersebar di daerah chana tersebut ada 4 buah yang paling terkenal sekitar tahun 1955. Pondok-pondok tersebut adalah:

1.      Pondok tok guru haji nor: dikenal dengan sebutan Ayah Nor (Muhammad Nur). Lokasinya terdapat di bagian selatan kota.

2.      Pondok tok guru haji leh (Haji Salih). Berlokasi di timur dan barat kota chana

3.      Pondok tok guru Haji somad. (haji abd al samad).

4.      Pondok tok guru ghani dikenal sebagai pondok padang langa. Berlokasi di sebelah selatan kota.

Mata pelajaran yang diajarkan di pondok adalah mata pelajaran agama yang bersumber dari kitab-kitab klasik, sebagai suatu contoh pondok yang terkenal di Thailand Selatan yaitu Ma’hadul Islami . kurikulum yang diterapkan di  Ma’hadul Islami, batas kubu di Thailand Selatan

1.            Madrasah Ibtidaiyah, pada tingkat ini lama belajarnya adalah 6 tahun. Adapun kurikulum yang diterapkan pada tingkat ini adalah sebagai berikut:

NO

MATA PELAJARAN

NAMA KITAB

PENGARANG

KELAS

A

1.

2

 

 

3.

 

4.

 

5.

 

 

6.

 

 

7.

 

 

B. 

 

1.

 

2.

 

3.

 

 

4.

5. 

 

6.

 

 

7.

 

8.

 

 

C.

Pengetahuan Agama

Al-Qur’an

Tajwid

 

 

Tafsir

 

Al-Hadis

 

Tauhid

 

 

Fiqih

 

 

Aqhalq

 

 

Bahasa Arab dan Bahasa asing

Mutaa’ah

 

Insya’

 

Imla’

 

 

Khot

Mahfuzot

 

An-Nahwu

 

 

Syaraf

 

Bahasa Melayu

 

 

Pengetahuan Umum

Sejarah Umum

 

Pendidikan Jasmani

 

 

Berhitung (Al-Hisab)

 

-

Al-Minhajul

jadid fi’il mi at-tajwid

Tafsir Juz amma (bahasa Melayu)

Al-Ahaddusi Al-Mukhtar

Dakwah At-tauhid

 

Tsalatsu rasail

 

 

Nailul raja Bsyarhi sapinatun naja

 

 

Mubadiul Qura’aturrasyi

Mu’alimmatul insya’

Mubadda’ul Qira’atul rasyidah

Kitasatul Khatul

Raq’ah Wannasak

An-Nahwul Araby

 

Al-Amtsilitaul Jadidah

Bacaan bhs. Melayu

 

 

Khalasah Tarikhul Islam

Ulumu As-Silihah

 

Al-Hisabul Hadist

 

-

H. Abdur Raman Abdul Latif

Abi Lukman

 

H. Abdul Latif

 

Said Ad-Dabban hasan Tawan

Imam Muhammad Abdul Wahab

Said ahmad bin Umar As-Satari

 

 

Muhammad Abid

Muhammad Toha

Muhammad

 

 

Ismail taufiq

Muhammad

 

‘Idadu Mudarrisul Ma’had

Abdul Aziz Anwar

Himpunan bhs.Melayu-Malaysia

 

Ismail Lutfi

 

Oleh Himpunan bahasa Melayu

Umar Abd. Jabar

 

I-VI

II-VI

 

 

IV-VI

 

IV-VI

 

I-VI

 

 

VI

 

 

VI

 

 

 

 

I-III

 

IV-VI

 

III-VI

 

 

I-VI

I-VI

 

III

 

 

III-VI

 

I-VI

 

 

 

I-III

 

IV-VI

 

 

I-VI

 

2.            Madrasah Mutawassithoh, pada tingkat ini lama belajarnnya adalah 3 tahun, sedangkan kurikulum yang diterapkan adalah sebagai berikut:

No

Mata pelajaran

Nama Kitab

Pengarang

Kelas

A.

 

1.

2.

 

3.

 

4. 

 

5.

 

 

6.

 

7.

 

B.

 

1.

 

2. 

 

3.

4.

 

5.

 

6.

 

7.

 

8.

 

 

9.

 

C. 

 

 

1.

 

2.

 

3.

 

4.

Pengetahuan Agama

Al-Qur’an

Tajwid

 

Tafsir

 

Al-hadist

 

Tauhidf

 

 

fIQIH

 

akhlaq

 

Bahasa Arab dan bahasa asing

Mutala’ah

 

Insya’

 

muhadasah

Imla’

 

Nushusu adabiyah

 

Qawaidul Lughoti Arabiyah

Khot

 

Bahasa Melayu

 

 

Bahasa Inggris

 

Pengetahuan Umum dan olah raga

Sejarah Islam

 

Pendidikan Jasmani

Berhitung

 

Ilmu Bumi

 

 

-

Al-qaulul Sadid

 

Al-Jalalain

 

Suarah Mutasyar az-zubaidy

Kitabbudtauhid

 

 

Al-Yakult An-Nafis

Izzatun nasyin

 

 

 

Qira’atul As-Sunnah

Al-Muzakarah

 

Idem

Kitab Mufadil ilmu

Alq-Minhajul jadid

Nahwu wadih I,II,III

Khoturraqa’ah wanasakh

Tata Bahasa Melayu

 

Al-Muzakarah

 

 

 

 

Durusuk Tarikhul Islami

Ilmu Kesehatan (bhs. Melayu)

Al-Muzakarat

 

Idem

 

 

-

Syekh Ahmadd Al-Hijazi

Jalaluddil al- Mahalli

Abdullah as-syarqawi

Al-Imam-Muhammad Abd. Wahab

Ahmad Umar As-syatiri

Syekh Musthofa al-Ghalayani

 

 

Jama’atul assatidzah

Himpunan oleh guru Al-Nahad

Idem

Sayid Ahmad Al-basyi’l

Muh. Hilawah

 

Ali al-jarimi

 

Kamal Mansyur

 

Perpustakaan bahasa melayu di Malasyaa

Guru-guru al-Mahad

 

 

 

Al-Khiyath

 

Himpunan bahasa Melayu Malasyia

Susunan Guru-guru Al-Mahad

Idem

 

 

I-VI

I-III

 

I-III

 

I-III

 

 

I-III

 

I—III

 

I-III

 

 

 

I-III

 

I-III

 

I-III

I-III

 

I-III

 

I-III

 

I-III

 

I-III

 

I-III

 

 

 

 

I-III

 

I-III

 

I-III

 

I-III

 

3.            Madrasah Tsanawiyah, dimana pada tigkat ini, lama belajarnya adalah tiga tahun, dan madrasah ini adalah tingkatan yang tertingi di lingkungan pondok Al-Mahad Al-Islami. Madrasah Tsanawiyah adalah setinggkat dengan SMA (SLTA). Adapun kurikulum yang diterapkan adalah sebagai berikut :

             No

Mata Pelajaran

Nama Kitab

Pengarang

Kelas

A.     

 

1.       

2.       

Pengetahuan Agama

 

Al-Qur’an

Tafsir

 

Al-Hadis

 

 

 

At-tauhid

 

 

 

 

Fiqih

 

 

Faraidh

 

Ushul fiqih

Mutshalah Hadist

 

Ushulu At-Tafsir

 

Bahasa Arab dan bahasa Asing

Qawaidul Lughat fil Arabiyyah

Al-Addabu Wan-Nushus

Al-Balagah

 

Isya’

 

Al-Muthalah

Bahasa Inggris

Bahasa melayu

 

Pengetahuan umum dan olahraga

Sejarah Islam

 

Pengetahuan

 

 

 

Ilmu Bumu

 

Ilmu Jiwa

 

Ilmu ekonomi

 

 Filsafat dan akhlak

 

Al-Mantiq

 

Aljabar dan Berhitung

 

Pendidikan Jasmani

 

 

-

Al-jalalain

 

Umdatul Al-Ahkam

 

Ma’a-Syarhun

Nilulmaram

Al-hashuni

Al-Hamidiyah

Al-aqidatul

Al-wasathiyah

 

Kifayah Al-Akhyar

 

 

Al-Bakri-Syarah Al-Manzumahar Rabbiyah

Al-Lam’u

Khalasah Musthalah

Al- Hadis

Al-Muntakhabu

Min kitabil atqan

 

 

Ibnu Aqil ali alfiyah li ibnu Malik

Al-Muzakarat

 

Al-balagatu; Wadhihah

 

Al-Mudzakarat

 

Idem

Idem

Tata bahasa Melayu

 

 

 

Tarikh al-ummatul Arabiyah

Ilmu al-ijtima’

Idem

 

Idem

Al-mudzakarat

 

Ilmu jiwa umumn

 

Ilmu Ijtima’ Wal Iqtishad

 

Mabady al-faalsifah Wal Akhlak

Fi Kitabil Ilmu Mantiq

 

Al-qawaidul Jaliyah fi al-amal Al-Jabariyah

Ar-Ra’id

 

 

-

Jalaluddinn Al-Mahalli

Hasan Sulal An-Nawari

Sayid

alui         

Syekh Husin

 

Ibnu Taimiyah

 

 

Abi Bakrun Muhammad Al-Husini Al-Damsyqi

Sabith Al-Mardiny Al-bakry

Abu Ishak Tsamirazi

Haji Abdullatif

Muhammad Nur

‘Idadu Mudarrisul

Ma’had

 

 

Ibnu Aqil

 

Himpunan Guru-guru Al-Mahad

Ali Al-jarimi, Musta Amin

Himpunan guru-guru al-ma’had

Idem

Idem

Kepustakaan bahasa melayu di Malasyia

 

 

Dr. abdulfatah syuhatah

Dr. Musthofa fahmi

Dr. Muhammad abdul Ghani Su’udy

Dr. afifi Abdulfatah

Himpunan guru-guru mahad

Muhammad hasan Zanzan Rafi’

Dr. muhammad absul Ghani Su’udy

Dr. zakariya Ibrohim

 

Muhammad Husein An-najar

Muhammad Affan di Idris

Ahmad Muhammad Al-Fiyadh

 

 

I-III

I-III

 

I-III

 

 

 

I-III

 

 

 

 

I-III

 

 

I-III

 

I-III

I

 

II

 

 

 

I-III

 

 

 

I-III

 

I-III

 

I-III

I-III

I-III

 

 

 

I-III

 

I

II

 

III

I-III

 

III

 

III

 

III

I-III

 

 

I-III

 

I-III

 

Perbedaan pondok dengan madrasah di Thailand adalah, pondok mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a.        Sistemnya dipengaruhi dengan sistem pendidikan abad pertengahan, yaitu halaqah, murid-murid duduk melingkari guru.

b.        Tidak memakai sistem kelas (nonklasikal).

c.        Pelajaran berpedoman pada kitab-kitab yang dibaca disebuah hall terbuka dikenal dengan sebutan balaisah, tiga kali sehari.

d.        Sang murid mencatat penjelasan dan komentar yang mereka dengar dari guru mereka.

e.        Pelajar-pelajar pemula belajar bersama dengan pelajaran senior tidak klasifikasi berdasarkan latar belakang mereka.

f.         Tidak ada ujian dan tugas-tugas.

g.        Tidak ada batasan lamanya studi.

Sedangkan sistem madrasah, tidak demikian. Sistem madrasah di thailand yakni sebuah sistem pendidikan yang memungkinkn para pelajarnya untuk melanjutkan pendidikan mereka dalam tingkat yang lebih tinggi di negeri-negeri lain yang mempergunakan bahasa pengantarnya memakai bahasa yang berbeda dengan bahasa ibu mereka. Ada tiga unsur pendidikan pondok di patani, yaitu unsur pendidikan ibadah yaitu menanamkan keteguhan iman. Tabligh, yaitu menyebarkan ilmu, ketiga amal untuk mewujudkan ajaran islam di kalangan masyarakat. kemudian di pondok anak-anak di didik dalam tradisi keagamaan yang kuat. Membaca kitab-kitab klasik dan melaksanakan ibadah-ibadah ruitn. Diantara kitab-kitab yang dipaparkan dan dipelajari di pondok adalah: Nahu dan Sarf, Fiqh, Tafsir, Hadits, Balaghah

Pada kegiatan siang dan sore hari dimulai setelah shalat zduhur sampai datangnya waktu ashar. Setelah ashar pelajaran-pelajaran istirahat, selanjutnya sesi ketiga adalah shalat maghrib sampai shalat isya, setelah itu mereka mempergunakan waktu untuk menghafal pelajaran serta membuat catatan-catatan terhadap pelajaran yang telah diterimanya sepanjang hari.

Di thailand (khususnya patani) setelah perang dunia kedua timbul dinamika perubahan tersebut. Sistem pendidikan yang tidak terstruktur berubah menjadi sistem pengajaran yang terstruktur. Maka lembaga pendidikan pondok secara bertahap berubah menjadi sekolah swasta islam dan tedaftar secara resmi di pemerintah. Ini semua disebabkan oleh pemerintahannya ikut serta untuk melaksanakan perubahan di pondok. Diantaranya usaha untuk memasukan mata pelajaran umum. Awalnya mendapat pertentangan dari kaum ulama, tetapi karena usaha yang serius dari pemerintah maka usaha tersebut berhasil. Dinamika pondok terjadi juga di Patani, terlebih-lebih setelah pemerintah ikut serta melaksanakan perubahan di pondok. Diantaranya adanya usaha memasukkan pelajaran umum. Usaha itu pada mulanya mendapat tantangan dari kaum ulama’ tetapi karena usaha yang serius dari pemerintah maka usaha tersebut berhasil.  Pada tahun 1917, ada peraturan yang dikeluarkan oleh ketua pegawai pelajaran :

a.              Pondok yang tidak mempunyai surat kebenaran dan tidak dibenarkan kecuali pondok tersebut dijadikan sekolah rakyat, dengan syarat tok guru besar tersebut lulusan menengah VI sekolah kerajaan.

b.              Pondok yang tidak mempunyai surat kebenaran dan meminta kebenaran kerajaan untuk dijadikan sekolah rakyat akan dibantu oleh pihak kerajaan

c.              Pembukaan pondok baru akan ditutup mulai tahun 1917 dan yang sudah beroperasi akan diteruskan.

d.              Sekiranya mengajar lebih dari 17 orang pelajar akan didakwah kecuali dengan kebenaran pemerintah.

Perubahan pondok ke sistem pendidikan sekolah swasta di patani, membawa perubahan yang luar biasa bagi masyarakat islam. Para lulusan sekolah islam swasta itu dapat memilih kemana mereka ingin melanjutkan pelajarannya sesuai dengan minat dan perhatiannya. Banyak diantaranya lulusan sekolah islam swasta yang melanjutkan studi ke college of islamic studies, prince of songkla university, dan dari situ banyak pula yang melanjutkan studinya ke islamic international university malasyia, dan berbagai university yang ada didunia. Pondok-pondok yang telah berubah itu disebut dengan madrasah apa sebetulnya perbedaan antara pondok dengan madrasah. Dan selanjutnya akan dijelaskan mengenai madrasah di thailand lebih khususnya di patani.

3.      Madrasah

Ciri-ciri dari lembaga pendidikan madrasah di Thailand, ialah:

a.              Sistem klasikal, sistem madrasah diatur berdasarkan kelas-kelas dan mempunyai jenjang pendidikan sesuai dengan tingkatan yang ditetapkan.

b.              mempunyai kurikulum, silabus yang telah ditetapkan pokok-pokok bahasannya serta jadwal 9roster) pelajaran.

c.              Diajar oleh tenaga pengajar yang memiliki spesialisasi dalam bidang mata pelajaran yang diajarkan di madrasah tersebut.

d.              Diajarkan dua jenis ilmu pengetahuan, yaitu pengetahuan agama dan pengetahuan umum. Pada pagi hari mulai pukul 8-12 diajarkan ilmu-ilmu agama, dan pada sore hari pukul 13-16 diajarkan pelajaran umum.

e.              Disamping tenaga pengajar, madrasah memerlukan juga tenaga-tenaga administrasi yang akan menjalankan administrasi pembelajaran dimadrasah tersebut dan diantara mereka diadakan pembagian kerja, ada bagian akademik, ada keuangan dan lain sebagainya.

f.               Sistem manajemen tidak lagi terkonsentrasi pada satu orang sebagaimana di pondok hanya terkosentrasi pada tok guru. Di madrasah sistem itu telah berubah kepada adanya pembagian tanggung jawab antara pimpinan madrasah. Dan ciri kepemimpinan seperti ini menjadikan madrasah sebagai lembaga pendidikan yang tidak lagi tertutup, tetapi lebih terbuka dan dapat menerima ide-ide baru dan pemikiran baru yang datang dari luar.

g.              Oleh karena di Madrasah mata pelajaran yang diajarkan bervarisai, adanya mata pelajaran agama dan umum,maka madrasah memerlukan pula beraneka ragam pasilitas pendidikan dan pengajaran, misalnya laboratorium bahasa, laboratorium komputer, laboratorium sains dan sebagainya.

Diantara sekian banyak yang menggunakan model madrasah adalah;

1.      Ma’had Attarbiyah

Di lembaga ini diajarkan ilmu agama dan umum, pada pagi hari ilmu-ilmu pengetahuan agama dan pada sore hari ilmu pengetahuan umum. Lulusan dari madrasah ini dapat melanjutkan studinya ke perguruan tinggi umum dan perguruan tinggi agama. Mata pelajaran agama terdiri dari Al-Qur’an, Aqidah syari’ah, Tauhid, bahasa arab, fiqih, hadis, tafsir dll. sedangkan mata pelajaran umun berpedoman pada kurikulum yang dikeluarkan oleh pemerintah, mata pelajarannya terdiri dari bahasa Inggris, bahasa Thailand , matematika, sains, kegiatan keorganisasian  dan kegiatan kemasyrakatan.

2.      Madrasah Ar rahmaniyyah Patani

Madrasah ini pada mulanya adalah lembaga pendidikan pondok yang berubah menjadi sistem madrasah.  Dari segi sistemnya tidak jauh berbeda dengan Ma’had Attarbiyyah, dilembaga ini juga pegaturan sesi pelajaran agamanya pada pagi hari dan pelajaran umumnya pada sore hari. Kurikulum pelajaran umumnya diambil dari kurikulum pemerintah. tingkat pendidikan yang dilaksanankan disini adalah

a.              Taman kanak-kanak                                 2 tahun

b.              Ibtida’iyah                                                4 tahun

c.              Mutawassithah                                         3 tahun

d.              Tsanawiyah                                              3 tahun

3.      Sekolah

Sistem pendidikan di Thailand, berpedoman pada Undang-Undang entang sistem pendidikan nasional tahun 1999. Berdasarkan undang-undang ytentang sisttem pendidkan Nasional Bab 3, ada tiga bentuk pendidikan yaitu : Formal, non formal dan informal.

a.      Pendidikan Formal

Pendidikan formal terdiri dari dua tingkatan, yaitu tingkatan dasar (basic education) dan pendidikan tinggi (higher education). pendidikan dasar 12 tahun yang terdiri dari 6 tahun pendidikan rendah (primary  education), 3 tahun tingkat menengah bawah (lower secondary education) dan 3 tahun tingkat menengah atas (uppper secondary education).

b.      Pendidikan non formal

Pendidikan non formal adalah pendidikan pada tingkat kanak-kanak, Pendidikan anak sampai berusia 6 tahun. Selanjutnya pendiidkan pemberantas buta hurup bagi orang yang telah berusia 14 tahun keatas.  pendidikan formal yang dilaksanakan untuk peserta didik yang tidak mempunyai kemampuan untuk bersekolah pada pendidikan formal dari tingkat  rendah sampai tingkat tingi.

c.       Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalah pendidikan yang mengharuskan seseorang belajar sendiri sesuai dengan intrest, potensi, kesiapan, kesempatan mereka seperti pendidikan di perpustakaan, musium, pusat pembelajaran masyarakat, pusat bacaan desa daan lain-lain.

 4.      Pendidikan tinggi Islam di thailand

Sebagai sampel dari perguruan tinggi Islam di Thailand dikemukakan seperti Collage of Islamic Studies Prince of Songkla University , perguruan tinggi ini memiliki status yang smaa dengan fakultas. Kolej ini didirikan pada tahun 1989 untukmemenuhi kebutuhan masyarakat muslim Thailand dalam bidang pengajian tinggi Islam. Kolej ini satu-satunya kolej islam negeri (yang diasuh oleh pemerintah) di Thailand. Dan diharapkan akan menjadi pusat pengajian tinggi islam di thailand. Kolej ini disamping melaksanakan kegiatan akademik dalam pengkajian ilmu-ilmu islam juga melaksanakan riset dan pengabdian kepada masyarakat. [4]

 

PERBANDINGAN PENDIDIKAN ISLAM DI THAILAND DAN INDONESIA

1.      Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar di Thailand

Lebih dari 75 % anak-anak usia 3-5 tahun mendapatkan pendidikan usia dini.Walaupun pada hakikatnya pendidikan usia dini disediakan oleh pemerintah melalui sekolah-sekolah dasar negeri, Kementerian Pendidikan secara aktif mendorong sekolah-sekolah swasta dan pemerintah daerah untuk dapat memainkan peranan yang signifikan untuk ikut terlibat dalam pendidikan usai dini. Oleh karena itu, akhir-akhir ini terlihat banyak sekali pendidikan usia dini yang ditawarkan oleh institusi pendidikan swasta. Hal ini tampak jelas di Bangkok dan sekitarnya, ditandai dengan tumbuhnya sejumlah lembaga pendidikan dini yang dikelola oleh swasta.

Pendidikan dasar di Thailand dimaksudkan sebagai 12 tahun belajar yang dibagi menjadi:

a.              6 tahun sekolah dasar (Prathom 1-6)

b.              3 tahun sekolah menengah pertama (Mattayom 1-3)

c.              3 tahun sekolah menengah atas (Mattayom4-6)

Sejak tahun 2003, wajib belajar telah diperluas sampai 9 tahun (6 tahun sekolah dasar dan 3 tahun sekolah menengah pertama), namun pendidikan sekolah digratiskan sampai 12 tahun sehingga siswa diharapkan dapat menyelesaikan pendidikan sampai Mattayom 6, atau setara dengan tamat SMU.

2.      Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar di Indonesia

Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia dapat diartikan seperti yang terdapat dalam UU Sisdiknas No. 20/2003 Bab I pasal 1 ayat 14, yaitu Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, USPN, 2004:4)[1][5].

Kementerian Pendidikan Nasional secara aktif mendorong sekolah-sekolah swasta dan pemerintah daerah untuk dapat memainkan peranan yang signifikan untuk ikut terlibat dalam pendidikan usai dini. Oleh karena itu, akhir-akhir ini terlihat banyak sekali pendidikan usia dini yang ditawarkan oleh institusi pendidikan swasta. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya sejumlah lembaga pendidikan dini yang dikelola oleh swasta.  Lembaga PAUD tersebar di berbagai lingkungan pendidikan, mulai dari pendidikan informal, formal, maupun non formal.

Keberadaan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini diatur oleh UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Bab VI Pasal 28 ayat 3 – 5 menyatakan bahwa :

(3) PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat. (4) PAUD pada jalur pendidikan nonformal berbentuk KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat. (5) PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh pendidikan masyarakat”

Pendidikan dasar di Indonesia dimaksudkan sebagai 9 tahun belajar yang dibagi menjadi:

a.       6 tahun sekolah dasar (SD/MI/sederajat

b.      3 tahun sekolah menengah pertama (SMP/MTs/sederajat)

4.  Pendidikan Vokasi dan Teknik di Thailand.

Pendidikan vokasi dan teknik di Thailand secara formal dilaksanakan dengan tiga tingkatan yaitu:

a.       tingkat menengah atas (setara dengan SMK di Indonesia) dengan masa studi 3 tahun

b.      tingkat diploma dengan masa studi 2 tahun (setara D2)

c.       dan tingkat sarjana dengan masa studi 2 tahun setelah menyelesaikan tingkat diploma.

4.      Pendidikan Vokasi dan Teknik di Indonesia

Pendidikan vokasi dan teknik di Indonesia secara formal dilaksanakan dengan tiga tingkatan yaitu :

a.       tingkat Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) dengan masa studi 3 tahun

b.      tingkat diploma dengan masa studi 1,2 atau 3 tahun (D1, D2 atau D3 )

c.       tingkat sarjana

Pendidikan vokasi dan teknik dilaksanakan pada Institut, misalnya Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Kesenian Jakarta dan lain-lain.

5.      Pendidikan Tinggi di Thailand

Pendidikan tinggi di Thailand dijalankan di universitas, institut teknik, sekolah tinggi (college) profesi dan teknik dan universitas pendidikan. Pendidikan tinggi di Thailand dapat dibagi menjadi dua institusi yaitu :

v  institusi pendidikan tinggi yang berada di bawah Kementerian Pendidikan, seperti universitas negeri dan swasta, institusi profesi/teknik dan pertanian, dan sekolah tinggi (college) pendidikan guru.

v  institusi khusus yang berada di bawah kementerian lain, seperti sekolah tinggi seni Thai klasik yang berada di bawah Kementerian Kebudayaan, sekolah tinggi keperawatan yang berada di bawah Kementerian Kesehatan dan lain-lain.

Perubahan-perubahan yang mendasar pada pendidikan tinggi terlihat dari meningkatnya jumlah universitas swasta dalam beberapa tahun belakangan ini. Dalam hal universitas negeri, perubahan terlihat pada:

a.       Universitas-universitas negeri telah menjadi lebih independen

b.      Institusi yang dulunya dikatagorikan sebagai Rajabhat (universitas yang berkonsentrasi menghasilkan guru), sekarang telah berubah menjadi universitas komprehensif sehingga menawarkan program-program lain selain pendidikan

c.       Sebanyak 35 Rajamangala Institutes of Technology yang tersebar di seluruh Thailand sekarang dibentuk menjadi 9 universitas regional, tanpa merubah nama institusinya. Artinya, setiap regional Rajamangala Institutes of Technology memiliki beberapa kampus.

Perkembangan lain yang sangat mendasar pada pendidikan tinggi Thailand terlihat dengan lahirnya universitas riset. Sejak tahun 2009 Komisi Pendidikan Tinggi Thailand telah menetapkan 9 universitas negeri sebagai universitas riset, dalam rangka meningkatkan kualitas universitas di Thailand terutama dalam bidang riset.

6.      Pendidikan Tinggi di Indonesia

Pendidikan tinggi di Indonesia diselenggarakan di universitas, institut teknik, sekolah tinggi profesi dan teknik dan universitas pendidikan. Pendidikan tinggi di Indonesia dapat dibagi menjadi empat institusi yaitu :

a.       institusi pendidikan tinggi yang berada di bawah Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (seperti universitas negeri dan swasta), institusi profesi/teknik dan pertanian, dan sekolah tinggi pendidikan guru.

b.      Institusi pendidikan tinggi yang berada di bawah Kementrian Agama(misalnya UIN, IAIN, STAIN)

c.       pendidikan tinggi kedinasan dibawah kementrian lain dan non-kementrian (misalnya: STPDN, STAN, STTD, AKMIL, AKPOL, STIS)

d.      dan pendidikan jarak jauh seperti universitas terbuka.

e.       Perubahan-perubahan yang mendasar pada pendidikan tinggi terlihat pada:

f.        Universitas-universitas negeri telah menjadi lebih independen (Perubahan dari PTN menjadi BHMN dan BLU)

g.      Institusi yang dulunya dikatagorikan sebagai Sekolah Tinggi atau Institut sekarang telah berubah menjadi Universitas sehingga menawarkan lebih banyak program/jurusan.[5]

PENUTUP

KESIMPULAN

Lembaga pendidikan Islam di Thailand meliputi Pondok, Madrasah, Sekolah, dan Perguruan Tinggi. Thailand adalah negara yang memiliki jenjang pendidikan yang mirip seperti yang di terapkan di Indonesia, mulai pendidikan usia dini sampai perguruan tinggi tidak terdapat perbedaan yang mendasar. Perbedaan yang signifikan terletak pada pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi di Thailand menerapkan lama belajar lima tahun di mana tamatannya setara dengan lulusan Diploma 2 tahun di Indonesia. Sedangkan pendidikan vokasi di Indonesia menerapkan lama belajar tiga tahun. Pendidikan agama pada umumnya diselenggarakan di pondok. Orang Muslim Pattani yang belajar agama di timur tengah setelah kembali ke daerahnya, mereka mendirikan pondok-pondok dalam sistem pendidikan dan bangunan ada yang masih kuno dan modern. Mereka mempunyai 26 Majelis Ulama’ Islam. Majelis ini bertugas untuk mengurus segala sesuatu tentang umat Islam Pattani.

 


[1] http://ejiurnal.uin-suka.ac.id/tarbiyah/index.php/JPI/article/downlowad/1181/1077/
[2] https://media.neliti.com/media/publications/79859-ID-masyarakat-muslim-thailand-dan-dampak-ps.pdf.
[3] Ahmad Zohdi, Sejarah Peradaban Islam, (Mataram: Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram, 2015), hal.
[4] Haidar Putra Daulay, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), hal. 131-155

[5] https://httputoro.wordpress.com/2017/04/23/perbandingan-jenjang-pendidikan-di-indonesia-dan-di-thailand/amp/

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Subjek dan Objek Evaluasi Pendidikan

PENDAHULUAN A.     Latar Belakang      Setiap usaha atau kegiatan yang telah dilakukan sebaiknya diikuti dengan tindak lanjut, atau kegiatan evaluasi, terutama pada dunia pendidikan. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peseta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam dunia pendidikan evaluasi ini sangat penting utuk dilakukan agar kegiatan baru yang akan dilakukan bisa berjalan lancar tanpa mengulangi kesalahan yang pernah terjadi atau sesuai dengan tujuan pendidikan. Evaluasi dalam kegiatan belajar mengajar atau pengajaran adalah penilaian/penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke arah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum. Hasil p

Jarimah Hudud dan Macam-Macamnya

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang bahaya bagi agama, jiwa, harta, keturunan, dan akal. Sebagian fuqaha menggunakan kata jinayah untuk perbuatan yang berkaitan dengan jiwa atau anggota badan, seperti membunuh, melukai dan sebagainya. Dengan demikian istilah fiqh jinayah sama dengan hukum pidana. Untuk mempersempit pembahasan maka disisni pemakalah hanya akan membahas masalah yang berkenan dengan hudud Jarimah hudud adalah tindak pidana yang diancam hukuman had, yakni hukuman yang telah ditentukan macam dan jumlah (berat-ringan) sanksinya yang menjadi hak Allah SWT, dan tidak dapat diganti dengan macam hukuman lain atau dibatalkan sama sekali oleh manusia. Ada tujuh macam perbuatan jarimah hudud yaitu, zina, menuduh orang lain berbuat zina (qazaf), meminum minuman keras, mencuri, menggangu keamanan (hirabah), murtad, dan pemberontakan (al-bagyu). Adapun jarimah ta’zir Secara bahasa ta’zir merupakan mashdar (kata dasar) dari ‘azzaro yang berarti menolak dan mencegah keja

Pengertian Metodik Khusus PAI

PENDAHULUAN            A.     Latar Belakang Guru akan menunaikan tugasnya dengan baik atau dapat bertindak sebagai tenaga pengajar yang efektif, jika padanya terdapat berbagai kompetensi keguruan, dan melaksanakan fungsinya sebagai guru. Dalam proses pembelajaran seorang guru membutuhkan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar agar mempermudah dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada seorang siswa dan tercapainya tujuan belajar yang efektif. Begitu juga dalam proses pembelajaran agama Islam yang memerlukan metodik khusus untuk penyampaian materi belajar tertentu dalam Pendidikan Agama Islam agar siswa dapat mengetahui, memahami, mempergunakan, dengan kata lain dapat menguasai materi pembelajaran dengan cepat. Dalam hal ini kami ingin memaparkan pengertian Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, ruang lingkup, tujuan dan manfaatnya dalam pendidikan agama Islam. Adapun tujuan dari penilisan makalah ini adalah untuk  mengetahui pengertian MKPAI, u ntuk mengetahui r