Langsung ke konten utama

Tasawuf Sarana Pembentuk Moral Manusia

Tasawuf Sarana Pembentuk Moral Manusia

       Manusia modern pada masa ini cendrung memperhatikan materialistis semata. Segala tindak tanduk manusia modern akan terlihat dan terasa jika diukur dengan materialistis, kita tidak bisa memungkiri hal itu karena semakin berkembangnya zaman yang diselimuti gemerlap teknologi dan budaya yang semakin menggoda manusia untuk tidak terlepas dan selalu ingin merasakan nikmatnya dunia dengan segala fasilitasnya. Maka hal itu akan berdampak pada prilaku manusia modern, salah satu hal yang kecil rasa ikhlas, tawaddhu, zuhud, rela yang merupakan ajaran tasawuf semakin tergerus karena orientasi manusia bersifat materialistis. Kenapa kamu tidak berteman dengannya? Apa keuntungan yang aku dapatkan. Mengapa Kamu tidak membantunya? Ah percuma, setiap kali aku membantunya aku takpernah di beri imbalan. Kenapa Kamu akrab dengannya? Ia kerap kali aku bertemu aku selalau diberi uang dan dibuatkan kopi. Hal ini berdampak pada masalah yang akan membawa manusia kepada kegelisahan karena hilangnya makna dan tujuan hidup yang Hak karena tidak adanya pemenuhan kebutuhan akan spiritual terhadap jiwa manusia.  

        Kebutuhan akan Allah serta mentaati aturan-Nya, memahami keinginan-Nya dengan ilmu-ilmu agama dengan jalan tasawuf akan menjadi solusi dalam mengobati beberapa masalah manusia modern di atas. Tasawuf tidak bisa lekang dari kehidupan Islam, karena tasawwuf akan senantiasa menekan manusia kepada titik yang selemah-lemahnya dan bersaksi tiada daya dan upaya melainkan Allah yang Maha Kaya, Maha Kuasa dan Yang Berkehendak atas segala sesuatu.

        Beberapa ajaran Tasawuf seperti doktrin rela, zuhud, syukur dan tawakkal yang jika di praktikkan akan menghilangkan kegelisahan serta mengatasi merosotnya moral manusia. 

       Sikap Rela akan menimbulkan sikap ikhlas dan tidak merasa berat terhadap tindakan manusia untuk menerima kondisi kehidupan serta hubungan sosial yang menghampiri. Rela membuat hati dan pikiran manusia menjadi tenang sehingga tidak ada beban hidup yang dipikirkan semua diterima dengan prasangka yang baik kepada Allah. Rela dalam hal ini bukan berarti kita bersifat pasif dan patalistik (berpangku tangan) akan tatapi kita harus memahami bahwa semua ketentuan ada pada kehendak Allah namun manusia tetap berusaha dan berdoa. 

    Sikap Zuhud yang di ajarkan tasawuf akan membuat manusia akan senantiasa sederhana dalam segala aktifitas, sikap sederhana dalam hal ini bukan berarti menjadi miskin dan meninggalkan kehiduan dunia akan tetapi bersikap tidak serakah, tidak mencintai dunia secar berlebihan yang membuat manusia pada tahap meterialistis yang semua tindak-tanduknya diukur dengan dunia secara berlebihan. 

        Menanamkan sikap Syukur. Sikap syukur dalam tasawuf akan melahirkan sikap yang penuh dengan kesadaran religius bahwa setiap benda dan keadaan yang didapati manusia marupakan pemberian dari Allah yang seharusnya di terima tanpa protes dan semua hal itu diyakini milik Allah dan sewaktu-waktu akan berubah dengan kehendak Allak. Sikap syukur ini akan membatasi manusia dari berbagai keinginan duniawi yang tiada henti-hentinya. syukur dalam menyikapi sesuatu akan membuat manusia merasa cukup dan dapat menekan nafsu yang berlebihan terhadap dunia. Seandainya jika tidak ada ajaran tentang syukur maka kmungkinan manusia akan berambisi dengan segala cara dalam memenuhi kebutuhan nafsunya belaka.

           Sikap Tawakkal, Tawakkal adalah berserah diri kepada Allah, mengajarkan kepasrahan kepada Allah bahwa segala yang terjadi adalah ketentuan-Nya yang baik-buruknya hanya Allah yang mengetahuinya, kita hanya berusaha dan senantiasa berdoa agar Allah menghendaki yang baik pad diri kita. Sikap tawakkal ini secara tidak sadar akan menekan ketegangan syaraf otak dalam memikirkan satu kondisi yang tidak bisa di atur oleh manusia, sikap tawakkal ini akan membuat hati menjadi tenang, pikiran tidak terasa berat dan akan senantiasa merasa aman dengen menyeragkan segala kondisi kepada Allah Swt. 

       Bagi orang awam ketika mendengar tasawuf adalah hal yang WAH karna itu pembahasan yang tinggi. Tapi secara sederhana nilai-nilai tasawuf akan senantiasa melekat dan tak bisa lekang dari manusia dan Islam.  Beberapa point ajaran Tasawuf di atas akan mampu mengatasi penyakit masyarakat modern yang telah kehilangan kedamaian akibat jauh dari Allah Swt.  Kegersangan spiritual membuat manusia modern disorientasi (hilangnya tujuan) yang seharusnya untuk Allah karena kehidupan diukur dengan materi. Oleh karena itu Tasawuf mengajarkan manusia untuk yakin bahwa segala sesuatu berasal dari Allah, Untuk Allah dan Akan kembali kepada Allah. 

        Demikian tulisan saya untuk memberikan  sedikir pemahaman tentang Tasawuf sebagai sarana pembentuk Moral Manusia. Semoha bisa bermanfaat. Amiinn ....


By: Syarip Hidayatullah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Metode Pendidikan, Dasar, Tujuan, Tugas dan Fungsi

PENDAHULUAN Dalam pendidikan Islam, metode mempunyai kedudukan yang sangatpenting dalam upaya mencapai tujuan, karena ia menjadi sarana yangmembermaknakan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan,sehingga dapat dipahami atau diserap oleh peserta didik menjadi pengertianpengertianyang fungsional terhadap tingkah lakunya. Dalam pendidikan Islam, metode yang tepat guna bila ia mengandung nilai-nilai intrinsik dan ekstrinsik sejalan dengan materi pelajaran dan secara fungsional dapat dipakai untuk merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung dalam tujuan pendidikan Islam. Antara metode, kurikulum (materi) dan tujuan pendidikan Islam mengandung relevansi ideal dan oprasional dalam proses kependidikan. Oleh karena itu proses kependidikan Islam mengandung makna nternalisasi dan transformasi nilai-nilai Islam ke dalam pribadi peserta didik dalam upaya membentuk pribadi muslim yang beriman bertakwa dan berilmu pengetahuan yang amaliah mengacu kepada tuntunan agama dan tu

KONSEP MANUSIA DALAM HUMANISME DAN AL-QUR’AN

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang. Membicarakan tentang manusia adalah tentang diri kita sendiri, suatu pembicaraan yang tidak pernah kering dan berakhir. Manusia telah mampu memahami dirinya sendiri selama beribu-ribu tahun. Tetapi gambaran yang pasti dan meyakinkan tidak mampu mereka peroleh hanya dengan mengandalkan daya nalarnya yang subjektif. Oleh karena itu mereka memerlukan pengetahuan dari pihak lain yang dapat memandang dirinya secaraa utuh. Allah sang pencipta telah menurunkan Kitab suci Al-Qur’an di antara ayat-ayatnya adalah gambaran-gambaran konkrit manusia dengan keabsolutannya . Sedangkan psikologi humanisme dengan hasil pemikiran manusia belaka berusaha juga memberikan pandangan tentang manusiadengan berkaca pada psikologi humanisme tentunya bersifat relatif. Dengan kerakteristik yang berbeda baik dari kajian bentuk tubuh hingga kajian yang sangat mendalam tentang primordialnya dengan tuhan saat di alam rahim. Oleh karena itulah makalah ini akan memb

Pengertian Pendidik

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Di dalam mempelajari   keguruan maka kita tidak akan terlepas dari pendidik dan tenaga kependidikan. Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan komponen yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya terutama pendidik sangat mempunyai peran penting di dalamnya. D engan pendidik tersebut , dunia kependidikan dapat menciptakan generasi-generasi yang intelektual. Ketika kita berbicara tentang pendidik, maka kita tidak akan terlepas dengan kompetensi dan kualifikasi yang harus ada dalam pendidik tersebut. Dengan adanya kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, maka secara tidak langsung seorang pendidik dituntut untuk memiliki kualifikasi ilmu yang sesuai dengan keahliannya. Sehingga dalam makalah ini kami akan memaparkan materi tentang pendidik, apa saja kempetensi-kompetensi dan kualifikasinya. B.      Rumusan Masalah 1.       Apakah pengertian pendidik ? 2.       Apa saja kompetensi-kompetensi yang di miliki oleh pen