BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkann potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendali diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Pada era globalisasi dunia teknologi telah menyentuh aspek pendidikan
sehingga informasi yang dibutuhkan oleh siswa dapat diperoleh secara cepat dan
mudah. Maka, diharapkan siswa hendaknya mampu berperan aktif mencari informasi
lebih dari sumber-sumber yang tentunya berbeda dengan yang diperoleh dari
gurunya, sehingga siswa tersebut dapat mendiskusikannya atau berkomunikasi
dalam proses pembelajaran sehingga menghasilkan kondisi kelas yang aktif. Salah
satu pembelajaran yang ditawarkan adalah model pembelajaran tipe jigsaw. Model
pembelajaran tipe jigsaw ini pembelajaran yang menekankan pada pembelajarann
gotong-royong. Karenanya tipe jigsaw ini sangat cocok diterapkan pada sistem
pendidikan yang ada di Indonesia. Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai
model pembelajaran tipe jigsaw yang nantinya diharapkan dapat diterapkan oleh
seorang guru dalam proses pembelajaran.
B.
Rumusan
masalah :
1.
Bagaiman sejarah model pembelajaran tipe jigsaw ?
2.
Apa pengertian model pembelajaran tipe jigsaw ?
3.
Bagaiamana penerapan model pembelajaran tipe jigsaw ?
4.
Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran tipe jigsaw ?
5.
Apa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran tipe jigsaw ?
C.
Tujuan
1.
untuk mengetahui sejarah model pembelajaran tipe jigsaw
2.
Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran tipe jigsaw
3.
Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran tipe jigsaw
4.
Untuk mengetahui langkah-langkah model pembelajaran tipe jigsaw
5.
Untuk mengathui kelbihan dan kekurangan model pembelajaran tipe jigsaw
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Rancangan Pembelajaran Model Jigsaw
Teknik jigsaw adalah salah satu teknik
pembelajaran kooperatif yang pertama kali diterapkan oleh Elliot Aronson dan teman-temannya
di Universitas Texas pada tahun 1971 dan dipublikasikan tahun 1978. Pada
awalnya penelitian ini dipakai untuk tujuan agar mengurangirsa kompetisi
pembelajar dan masalah ras yang terdapat di sebuah kelas yang berada di
Austin,Texas. Kota texas ini termasuk mengalami masalah rasis yang sngat
parah,dan itu pun memunculkan intervensidari seklah-sekolah untuk menghilangkan
masalah tersebut. didalam suatu kelas banyak pembelajar Amerika keturunan
Afrika, keturunan Hispanik (Latin),dan pembelajar kulit putih Amerika untuk
prtama kaliny beradadalam sebuah kelas bersama-sama. Situasipun semakin memanas
dan mengancam lingkungan belajar mereka.s
Kemudian pada tahun 1971 Aronsonn dan
teman-temannya menciptakan jigsaw dan mencoba untuk menerapkannya didalam
kelas. Eksprimen ini terdiri dari membentuk kelompok pelajaran (kelompok
jigsaw) dimana tiap pembelajar tergantung kepada anggota kelompoknya untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan untuk lulus dalam ujian. Tanpa memandangras, mereka digabungkan menjadi
sebuah grup dan wajib bekerjasama diantara anggotanya agar mencapai sukses
akademik. Ketika dibandingkan dengan kelas tradisional dimana
pembelajar-pembelajar di dalam kelas jigsaw menunjukkan diskriminasi yang lebih
rendah,timbulnya rasa percaya diri, dan prestai akaademik yang meningkat.
Akhirnya usaha keras Aronson dan teman-temannya berhasil dengan sukses, maka
kemudian metode jigsaw ini diadaptasikan oleh Slavin dan teman-teman di
Univrsitas John Hopkins.
Teknik mengajar jigsaw dikembangkan oleh
Aronson dan kawan-kawannya sebagai model pembelajaran kooperatif (Cooperative
Learning). Teknik ini dapat digunakan dalampengajaran, membaca, menulis,
berbicara, ataupun mendengarkan. Dalam teknik ini, guru memperhatikan schemata
atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan schemata
ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain iru, siswa bekerja sama
dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai kesempatan untuk
mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Tipe jigsaw ini
menuntut siswa yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam pelaksanaan
pembelajaran,dan bukan gurunya.[1]
B.
Pengertian Model Pembelajaran Tipe Jigsaw
Arti jigsaw dalam bahasa inggris
adalah geregaji ukir nada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle, yaitu
sebuah teka-teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw
ini mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (jisaw), yaitu siswa melakukan
suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk
menacpai tujuan bersama.
Model pembelajaran
kooperatif model jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitik
beratkan kepada kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Seperti diungkapkan
oleh lie (1999:73), bahwa “pembelajaran kooperatif model jisaw ini merupakan
model belajar kooperatifdengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang
terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama
saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.”
Dalam model kooperatif
jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan
mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan
berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan
kelompoknya kepada kelompok lain.
Lie (1994) menyatakan bahwa
jigsaw merupakan salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang
fleksibel. Banyak riset telah dilakukan berkaitan dengan pembelajaran
kooperatif dengan dasr jigsaw, riset tersebut secara konsisten menunjukkan
bahwa siswa yang terlibat di dalam pembelajaran model kooperatif model jigsaw
ini memperoleh prestasi lebih baik, mempunyai sikap yang lebih baik dan positif
terhadap pembelajaran, di samping saling menghargai perbedaan dan pendapat
orang lain.
Jonhnson and Johnson (dalam
teti sobari 2006 : 31) melakukan penelitian tentang pembelajaran kooperatif
model jigsaw yang hasilnya menunjukkan bahwa interaksi kooperatif memiliki
berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Pengaruh positif tersebut
adalah :
a. Meningkatkan hasil belajar
b.Meningkatkan
daya ingat
c. Dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat
tinggi
d.
Mendorong
tumbuhnya motivasi interinsik (kesadaran individu)
e. Meningkatkan hubungan manusia yang heterogen
f. Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah
g.Meningkatkan
sikap positif terhadap guru.
h.Meningkatkan
harga diri anak
i. Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif
dan
j. Meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong.S
Pembelajaran
model jigsaw ini di kenal dengan kooperatif para ahli. Karena anggota setiap
kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Namun, permasalahan yang
dihadapi setiap kelompok sama, setiap aturan dalam kelompok yang berbeda
membahas materi yang sama, kita sebut sebagai tim ahli yang bertugas membahas
permasalahan yang di hadapi. Selanjutnya, hasil pembahasan itu dibawa ke
kelompok asal dan disampaikan pada anggota kelompoknya.
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a.
Melakukan membaca
untuk menggali informasi, siswa memperoleh topic-topik permasalahan untuk
dibaca sehingga informasi dari permasalahan tersebut.
b. Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapatkan topic permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok atau kita sebut dengan kelompok ahli untuk membicarakan topik permasalahan.[2]
C.
Penerapan
Model Pembelajaran Tipe Jigsaw
Pembelajaran kooferatif model jigsaw dikembangkan oleh
Elliot Aronson dari Universitas texas USA. Secara umum penerapan model jigsaw
di kelas adalah sebagai berikut:
a.
Kelas dibagi
dalam beberapa kelompok
b.
Tiap kelompok
siswa terdiri atas 5-6 orang yang bersifat heterogen, baik dari segi kemampuan,
jenis kelamin, budaya dan sebagainya.
c.
Tiap kelompok di
beri bahan dan tugas-tugas pembelajaran yang harus dikerjakan.
d.
Dari
masing-masing kelompok diambil anggota untuk membentuk kelompok baru(kelompok
pakar) dengan membahas tugas yang sama dalam kelompok ini diadakan diskusi
antara anggota kelompok pakar.
e.
Anggota pokok
pakar kemudian kembali lagi ke kelompok semula, untuk mengjari anggota
kelompoknya. Dalam kelompok ini diadakan diskusi antara anggota kelompok
f.
Selama proses
pembelajaran secara kelompok guru berperan sebagai fasilitator dan motivator
g.
Tiap minggu atau
dua minggu, guru melaksanakan evaluasi, baik secara individu maupun kelompok
untuk mengetahui kemampuan belajar siswa.
h.
Bagi siswa dan
kelompok siswa yang memperoleh nilai hasil belajar yang sempurna diberi
penghargaan. Demikian pula jika semua kelompok memperoleh nilai hasil belajar
yang sempurna maka wajib diberi penghargaan.
D.
Langkah-Langkah
Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw
Menurut priyanto (2007) dalam penerapan pembelajaran
kooperatif model jigsaw ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, yaitu
sebagai berikut:
a.
Pembentukan
kelompok asal
Setiap
kelompok asal terdiri dari 4-5 orang anggota dengan kemampuan yang heterogen.
b.
Pembelajaran
pada kelompok asal
Setiap
anggota dari kelompok asal mempelajari sub materi pembelajaran yang akan
menjadi keahliannya, kemudian masin-masing mengerjakan tugas secara individual.
c.
Pembentukan
kelompok ahli
Karena kelompok asal membagi tugas kepada
masing-masing anggotanya untuk menjadi ahli dalam suatu sub materi pelajaran.
Kemudian masing-masing ahli sub materi yang sama dari kelompok yang berlainan
bergabung membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli.
d.
Diskusi kelompok
ahli
Anggota kelompok ahli mengerjakan tugas dan saling
berdiskusi tentang masalah-masalah yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap
anggota kelompok ahli belajar materi pelajaran samapai mencapai taraf merasa
yakin mampu menyampaikan pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
e.
Diskusi kelompok
asal atau induk
Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal masing-masing, kemudian setiap anggota kelompok asal menjelaskan dan menjawab pertanyaan mengenai sub materi pelajaran yang menjadi keahliannya kepada anggota kelompok asal yang lain. ini berlangsung secara bergilir sampai seluruh anggota kelompok asal telah mendapatkan giliran.
f.
Diskusi kelas
Dengan dipandu oleh guru diskusi kelas membicarakan
konsep-konsep penting yang menjadi bahan perdebatan dalam diskusi kelompok
ahli. Guru berusaha memperbaiki salah satu konsep pada siswa.
g.
Pemberian kuis
Kuis dikerjakan secara individu. Nilai yang diperoleh
masing-masing anggota kelompok asal dijumlahkan untuk memperoleh jumlah nilai
kelompok.
h.
Pemberian
penghargaan kelompok
Kepada
kelompok yang memperoleh jumlah nilai tertinggi diberikan penghargaan berupa
piagam dan bonus nilai.[3]
Sedangkan menurut
(Aronson,Blany,Stephen, Sikes,and Snapp,1978)
Langkah-langkah:
1. Siswa
dikelompokkan ke dalam 4anggota tim.
2. Tiap
orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.
3. Tiap
orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
4. Anggota
dari tim yang berbeda yang telahmmpelajari bagan/subbab yang sama bertemu dalam
kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan subbab mereka.
5. Setelah
slesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali kekelompok asal dan
bergantian mngajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kusai dan
tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
6. Tiap
tim ahli mempresntasikan hasil diskusi.
7. Guru
memberi evaluas.
8. Penutup.
Hal-hal yang perlu diperhtikan dalam
Tipe Jigsaw adalah:
1. Menggunkan
stratgi tutor sebaya.
2. Mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok ASAL (home) dan kelompok AHLI.
3. Dalam
kelompok ahli peserta didik belajar secara kooperatif menuntaskantopik yang
sama sampai mereka menjadi “AHLI”.
4. Dalam
kelompok asal setiap siswa saling “mengajarkan” keahlian masing-masing.[4]
E. Kelebihan
dan Kekurangan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw
Adapum
kelebihan dari pembelajaran model tipe jigsaw adalah sebagai berikut:
1. Siswa
diajarkan bagaimana bekerjasama dalam kelompok.
2. Siswa
yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah.
3. Menerapkan
bimbingan sesama teman.
4. Rasa
harga diri siswa yang lebih tinggi.
5. Memperbaiki
kehadiran
6. Penerimaan
terhadap perbedaan individu lebih besar.
7. Sikap
apatis berkurang.
8. Pemahaman
materi lebih mendalam.
9. Meningkatkan
motivasi belajar.
10. Dalam
proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif.
11. Setiap
anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompok.
12. Dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan kelompok lain.
13. Setiap siswa saling mengisi satu sama lain.
Adapun
kekurangan dari pembelajaran model tipe jigsaw adalah sebagai berikut:
1. Keadaan
kondisi kelas yang ramai, sehingga membuat siswa binggung dan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran baru.
2. Jika
guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan keterampilan-keterampilan
kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirkan kelompok akan macet.
3. Siswa
lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang pandai.
4. Jika
jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, misal jika ada anggota
yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas-tugas ddan pasif dalam diskusi.
5. Membutuhkan
waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum terkondisi dengan
baik,sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh
serta butuh waktu dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa
berjalan dengan baik.[5]
[1]Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: PT. Kalam Mulia, 2005). Hlm. 242
[2]Rusman, Manajemen Kurikulum,(Jakarta : Pt Raja Grafindopersada,2009) Hal, 203,204
[3]Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta Timur : PT Bumi Aksara, 2012) hal :193-194
[4]Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010) hal. 271-272
Komentar
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan baik, bijak dan konstruktif !