Langsung ke konten utama

Model Pembelajaran Snow Ball

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Snowball Throwing adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif. Pemilihan model pembelajaran snowball throw
ing
dianggap tepat, dikarenakan model pembelajaran ini mampu melibatkan keaktifan siswa melalui permainan menggulung dan melemparkan “bolasalju” atau kertas. Selain itu model pembelajaran ini juga akan menggali kreatifitas siswa untuk menuliskan pertanya dan menjawab pertanyaan sekaligus. Dalam artian model pembelajaran snowball throwing mendorong siswa untuk berfikir dan bergerak aktif selama proses pembelajaran.Dengan dasar latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dalam makalah ini akan di paparkan pembahasan dengan judul “Model Pembelajaran Snowball Throwing”

 

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apakah pengertian dari model pembelajaran snowball ?

2.      Apakah langkah-langkah model pembelajaran snowball ?

3.      Apasaja kelebihan dan kelemahan model pembelajaran snowball ?

4.      Apakah tujuan dan manfaat model pembelajaran snowball ?

5.      Bagaimanakah perencanaan pembelajaran model snowball?

6.      Bagaimana analisis kelompok anda terhadap penerapan pembelajaran model snow ball yang pernah anda ketahui ?

C.    MANFAAT

1.      memahami pengertian model pembelajaran snowball

2.      memahami langkah-langkah model pembelajaran snowball

3.      memahami kelebihan dan kelemahan model pembelajaran snowball

4.      memahami tujuan dan manfaat model pembelajaran snowball

5.      mengetahui perencanaan model snowball pada proses pembelajaran.

6.      Agar dapat menganalisis penerapan model snowball.


 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL

 

Strategi pembelajaran Snowball Throwing merupakan pembelajaran adopsi pertama kali dari game fisik dimana segumpalan salju dilempar dengan maksud memukul orang lain. Dalam konteks pembelajaran, Snowball Throwing diterapkan dengan melempar segumpalan kertas untuk menunjuk siswa yang diharuskan menjawab soal. Strategi ini digunakan untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat juga digunakan untuk mengeahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam materi tersebut.[1]

Snowball Throwing merupakan pengembangan dari model pembelajaran diskusi dan merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif. Hanya saja, pada model ini kegiatan belajar diatur sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan lebih menyenangkan.[2]

Menurut Ismail, (2008:27) Snowball Throwing berasal dari dua kata yaitu “snowball” dan “throwing”. Kata snowball berarti bola salju, sedangkan throwing berarti melempar, jadi Snowball Throwing adalah melempar bola salju. Pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu model dari pembelajaran kooperatif. Pembelajaran Snowball Throwing merupakan model pembelajaran yang membagi murid di dalam beberapa kelompok, yang dimana masing-masing anggota kelompok membuat bola pertanyaan. Dalam pembuatan kelompok, siswa dapat dipilih secara acak atau heterogen. Hal yang hampir sama dalam Suyadi (2013:105) Strategi pembelajaran Snowball Throwing (melempar bola) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang didesain seperti permainan melempar bola. Metode ini bertujuan untuk memancing kreatifitas dalam membuat soal sekaligus menguji daya serap materi yang disampaikan oleh ketua kelompok. Kebebasan befikir tanpa rasa takut salah dalam pembelajaran yang demikian sangat kondusif untuk memacu berfikir kreatif dan imajinatif.[3]

Menurut Suprijono, (2011: 8) Snowball Throwing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana murid dibentuk dalam beberapa kelompok yang heterogen kemudian masing-masing kelompok dipilih ketua kelompoknya untuk mendapat tugas dari guru lalu masing-masing murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) kemudian dilempar ke murid lain yang masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu model pembelajaran yang membagi murid dalam beberapa kelompok, yang nantinya masing-masing anggota kelompok membuat sebuah pertanyaan pada selembar kertas dan membentuknya seperti bola, kemudian bola tersebut dilempar ke murid yang lain selama durasi waktu yang ditentukan, yang selanjutnya masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperolehnya.

Snowball drilling dikembangkan untuk menguatkan pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari bahan-bahan bacaan. Dalam penerapan model snowball drilling peran guru adalah mempersiapkan paket soal-soal pilihan ganda dan menggelindingkan bola salju berupa soal latihan dengan cara menunjuk atau mengundi untuk mendapatkan seorang peserta didik yang akan menjawab soal nomor satu. jika peserta didik mendapatkan giliran pertama menjawab soal nomer tersebut langsung menjawab benar, maka peserta didik itu diberikan kesempatan menunjuk salah satu temannya menjawab soal berikutnya yaitu soal nomor dua. seandainya, peserta didikk yang pertama mendapat kesempatan menjawab soal nomor satu gagal, maka peserta didik itu diharuskan untuk menjawab soal berikutnya dan seterusnya hingga peserta didik tersebut berhasil menjawab dengan benar item soal pada satu soal tertentu. Jika pada gelindingan (putaran) pertama bola salju, masih terdapat item-item soal yang belum terjawab semua maka soal-soal itu dijawab oleh peserta didik yang mendapat giliran. mekanisme giliran menjawab sama seperti yang telah diuraikan tersebut diatas. diakhir pelajaran guru memberikan ulasan terhadap hal yang telah dipelajari peserta didik.[4]

Berfikir, memecahakan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru adalah kegiatan yang kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang lain. Suatu masalah umumnya tidak dapat dipecahkan tanpa berfikir dan banyak masalah memerlukan pemecahan yang baru bagi orang-orang atau kelompok. Sebaliknya menghasilkan sesuatu (benda atau gagasan) yang baru mencakup pemecahan masalah.[5]

Ketika berfikir, seseorang menghubungkan pengertian satu dengan pengertian lainnya untuk memecahkan masalah berupa bahan atau materi.[6] Diskusi menjadi tahapan berikutnya. Pada tahapan ini anak berlatih untuk berfikir analisis dan solusif. Siswa akan mampu memberikan solusi persoalan dengan ide-ide cerdas dan dalam diskusi siswa dapat menyerap pemikiran, ide-ide pendapat dari yang dipelajarinya.[7]

Dengan penerapan strategi Snowball Throwing ini, diskusi antar kelompok dan interaksi antar siswa dari kelompok yang berbeda memungkinkan terjadinya saling sharing pengetahuan dan pengalaman dalam upaya menyelesaiakan permasalahan yang mungkin timbul dalam diskusi yang berlangsung secara lebih interaktif dan menyenangkan.

Salah satu permasalahan serius yang sering terjadi dalam proses belajar adalah adanya perasaaan ragu pada diri siswa untuk menyampaikan permasalahan yang dialaminya dalam memahami materi pelajaran. Guru sering mengalami kesulitan dalam menangani masalah ini. Tapi, melalui penerapan model pembelajaran Snowball Throwing ini, siswa dapat menyampaikan pertanyaan atau permasalahannya dalam bentuk tertulis yang nantinya akan didiskusikan bersama.

Dengan demikian, siswa dapat mengungkapakan kesulitankesulitan yang dialaminya dalam memahami materi pelajaran yang diberikan guru dikelas. Selain itu siswa dapat mengambil manfaat lain yang dapat diperoleh dengan menerapakan model pembelajaran Snowball Throwing ini, guru dapat melatih kesiapan siswa dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah.[8] Dengan model pembelajaran Snowball Throwing guru dapat melatih kesiapan siswa dalam menganggapi dan menyelesaikan masalah.

Pembelajaran dianggap bermakna jika dalam proses pembelajaran tersebut siswa terlibat secara aktif, untuk mencari dan menemukan sendiri pemecahan masalah serta menemukan sendiri pengetahuan melalui pengalaman langsung.[9] Setiap orang dapat berfikir dan memecahakan masalah, tetapi jelas ada perbedaan yang luas dalam kemampuan tersebut antara orang yang satu dengan yang lain. Strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan:

a)      Manakala guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh

b)      Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berfikir rasional siswa, yaitu kemampuan menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru, mengenal adanya perbedaan antar fakta dan pendapat, serta mengembangkan kemampuan dalam membuat judgment secara objektif

c)      Manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat tentangan intelektual siswa

d)     Jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajarnya e) Jika guru ingin agar siswa memahami hubungan antar apa yang dipelajari dengan kenyataan dlam kehidupannya (hubungan antara teori dengan kenyataan).[10]

 

B.     LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN SNOWBALL

Langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh dalam melaksanakan Model Snowball Throwing sebagaimana dikemukakan Suprijono (Hizbullah, 2011: 10) adalah sebagai berikut:

a.         Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

b.         Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran.

c.         Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada teman kelompoknya.

d.        Kemudian masing-masing murid diberi satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

e.         Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu murid ke murid yang lain selama kurang lebih 5 menit.

f.          Setelah tiap murid mendapat satu bola/satu pertanyaan, diberikan kesempatan kepada murid untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

g.         Guru bersama dengan murid memberikan kesimpulan atas meteri pembelajaran yang diberikan.

h.         Guru memberikan evaluasi sebagai bahan penilaian pemahaman muridakan materi pembelajaran.

i.           Guru menutup pembelajaran dengan memberikan pesan-pesan moral dan tugas di rumah.[11]

C. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL

 

Model Snowball Throwing memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan yang ditemukan dalam pelaksanaan pembelajaran model Snowball Throwing menurut Suprijono ( Hizbullah, 2011: 9 ) diantaranya: “(1) Melatih kedisiplinan murid; dan (2) Saling memberi pengetahuan”. Sedangkan menurut Safitri (2011: 19) kelebihan

1.      Melatih kesiapan murid dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber pada materi yang diajarkan serta saling memberikan pengetahuan.

2.      Murid lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena murid mendapat penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan, pendengaran, menulis dan berbicara mengenai materi yang didiskusikan dalam kelompok.

3.      Dapat membangkitkan keberanian murid dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman lain maupun guru.

4.      Melatih murid menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik.

5.      Merangsang murid mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut.

6.      Dapat mengurangi rasa takut murid dalam bertanya kepada temanmaupun guru.

7.      Murid akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan suatu masalah.

8.      Murid akan memahami makna tanggung jawab.

9.      Murid akan lebih bisa menerima keragaman atau heterogenitas suku, sosial,budaya, bakat dan intelegensia.

10.  Murid akan terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya

 

Selain itu, model ini juga memiliki kelemahan sebagaimana yang dirumuskan oleh Suprijono (Hizbullah, 2011: 9) diantaranya :

1. Pengetahuan tidak luas hanya terkuat pada pengetahuan sekitar murid;

2. Kurang efektif digunakan untuk semua materi pelajaran”.[12]

 

D. TUJUAN DAN MANFAAT MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL

Menurut Asrori (2010), tujuan pembelajaran Snowball Throwing yaitu melatih murid untuk mendengarkan pendapat orang lain, melatih kreatifitas dan imajinasi murid dalam membuat pertanyaan, serta memacu murid untuk bekerjasama, saling membantu, serta aktif dalam pembelajaran.

menurut Asrori (2010: 3) dalam model pembelajaran Snowball Throwing terdapat beberapa manfaat yaitu:

1.      Dapat meningkatkan keaktifan belajar murid.

2.      Dapat menumbuh kembangkan potensi intelektual sosial, dan emosional yang ada di dalam diri murid.

3.      Dapat melatih murid mengemukakan gagasan dan perasaan.

 

Berdasarkan penjelasan-penjelasan tentang model pembelajaran Snowball Throwing di atas, maka sintesis dari model pembelajaran Snowball Throwing adalah teknik diskusi yang membentuk kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru, kemudian masing-masing murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke murid lain yang masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Dengan demikian semua murid mendapat kesempatan untuk bertanya dan menyampaikan pendapatsesuai dengan pertanyaan yang mereka dapat. Sedangakan pada kinerja guru diamati melalui indikator sebagai berikut:

a.       Mempersiapkan siswa untuk belajar

b.      Melakukan kegiatan apersepsi

c.       Menunjukan penguasaan materi

d.      Mengaitkan materi dengan hal-hal yang relevan

e.       Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai

f.       Melaksanakan pembelajaran secara runtut

g.      Menguasai kelas

h.      Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu

i.        Menumbuhkan keceriaan siswa dalam belajar

j.        Melakukan penilaian akhir sesuai dengan tujuan

k.      Menggunakan bahasan lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar

l.        Melakukan refleksi dan tindak lanjut.[13]

 

E.     Perencanaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak

 

Perencanaan Model Pembelajaran Snowball Throwing

 

Mata Pelajaran            : Akidah Akhlak

Kelas                            : VII  Mts Semester Ganjil

           

·         Kompetensi Inti

KI.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI.2 Menghargai, dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KI.3 Memahami pengetahuaan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, tekhnologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

KI.4 Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

·         Kompetensi Dasar

1.4 Menghayati adab sholat dan zikir

2.4 Terbiasa menerapkan adab sholat dan zikir

3.4 Memahami adab sholat dan zikir

4.4 Mensimulasikan adab sholat dan zikir

·         Indikator

1.      Menjelaskan pengertian Adab Sholat Dan Zikir

2.       Mengidentifikasi dalil tentang Adab Sholat Dan Zikir

3.      Menjelaskan adab-adab Sholat Dan Zikir 

4.       Menujukan hikmah dan prilaku orang yang melakukan Adab Sholat Dan Zikir 

5.      Mempraktikan Adab Sholat Dan Zikir

·         Tujuan Pembelajaran

Setelah mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan diharapkan peserta didik :

1)      Peserta didik mampu Menjelaskan pengertian Adab Sholat Dan Zikir dengan baik dan benar

2)      Peserta didik mampu  Mengidentifikasi dalil tentang Adab Sholat Dan Zikir dengan baik dan benar

3)      Peserta didik Menjelaskan adab-adab Sholat Dan Zikir yang benar dan baik

4)       Peserta didik mampu Menujukan hikmah dan prilaku orang yang melakukan Adab Sholat Dan Zikir yang benar dan baik

5)       Peserta didik Mempraktikan Adab Sholat Dan Zikir dengan baik dan benar.

 

·         Materi Ajar

Adab sholat dan zikir

 

a.       Adab Sholat

Marilah kita agungkan ibadah sholat itu dengan cara memperhatikan adab-adabnya, yaitu

1.      Menjaga waktu dan batas-batasannya.

Allah berfirman yang artinya : “ maka celaka bagi orang-orang yang sholat. Yaitu orang yang sholat mereka lupa diri”, para ulama mengatakan lupa dalam ayat ini terutama adalah masalah meneledorkan waktu sholat.

2.      Demikian pula tempat sholat dan sujud, kita rapikan dan bersihkan dari najis-najis yang ada, singkirkan gambar, tulisan atau apa saja yang mengganggu kekhusyu’an sholat.

3.      Memakai pakaian kita yang terbaik, saat panggilan sholat telat tiba, rapi, santuun, baik, harum semerbak (bagi laki-laki) dan menutup aurat secara sempurna. Allah sangat senang kalau perintahnya kita amalkan dengan suka cita, Allah memerintahkan dalam Al-Quran: “ hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap ( memasuki) masjid,….” (Q.S Al-A’raf 31)

 

b.      Adab Berzikir.

Allah SWT berfirmah dalam surat Al-A’raf ayat 205 yang Artinya :

“ dan sebutlah nama tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, diwaktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termaksut orang-orang yan lalai” (Q.S Al’araf: 205)

Ayat diatas, maka kita paham bahwa zikir adalah suatu yang diperintahkan oleh Allah sesering mungkin . Adab zikir diantaranya :

1. Ikhlas adalah berzikir mengharap ridho Allah, membersihkan amal dari campuran dengan sesuatu. Menghargai makna zikir dalam hati, sesuai dengan tingkatan dalam Musyahadah.

2. Berzikir dengan zikir dan wirid yang telah dicontohkan rasulullah, karena zikir adalah ibadah.

3. Duduk disuatu tempat atau ruangan yang suci seperti duduk dalam sholat juga dianjurkan.

4. Mewangikan pakaian dan tempat dengan minyak wangi, pakaian yang bersih dan halal.

5. Memilih tempat yang agak sunyi, boleh memejamkan dua mata, karena dengan memejamkan terpejam itu, tertutup jalan-jalan pancra indra lahir, sehingga mengakibatkan terbukanya panca indra  hati.

·         Sumber Ajar

1. Al-Qur’an dan Terjemahan

2. Buku pegangan guru  akidah akhlak kelas VII

3. Buku pegangan siswa akidah akhlak VII

 

·         Kegiatan Pembelajaran

No

Jenis Kegiatan

Waktu

1

Kegiatan Pembuka Pelajaran

1. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam

2. Guru menanyakan kabar siswa

3. Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

4. Mengajukan pertanyaan secara komunikatif dengan materi sebelumnya

 

 

 

 

10 Menit

2

Kegiatan Inti model Snow Ball

j.           Guru menyampaikan materi terkait dengan adab sholat dan zikir kepada peserta didik.

k.         Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi adab sholat dan zikir.

l.           Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada teman kelompoknya.

m.       Kemudian masing-masing murid diberi satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi adab sholat dan zikir yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

n.         Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu murid ke murid yang lain selama kurang lebih 5 menit.

o.         Setelah tiap murid mendapat satu bola/satu pertanyaan, diberikan kesempatan kepada murid untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

Kegiatiatan Penutup dari Model SnowBall

p.         Guru bersama dengan murid memberikan kesimpulan  sekaligus penguatan atas meteri adab sholat dan zikir  yang telah  diberikan.

q.         Guru memberikan evaluasi sebagai bahan penilaian pemahaman muridakan materi pembelajaran.  Evaluasi ini bisa guru lakukan dengan cara :

1. menanyakan langsung terkait tentang materi pembelajaran pada saat itu.

2. Memberikan penugasan terkait dengan materi hari itu.

 

 

3

Kegiatan menutup pelajaran

Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan membaca alhamdulillah.

 

 

 

Analisis Kelompok

Analisis kelompok kami mengenai penerapan model snow ball apakah  sudah kami menemukan model ini diterapkan selama kami sekolah (baik disekolah SD, SMP, dan SMA) maupun dimadrasah (baik MI, MTs, maupun MA). Model Pembelajaran Snow Ball ini sudah ditemukan  penerapannya oleh salah satu anggota kelompok kami yaitu Syarif Hidayatullah pada kelas X mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MAN 2 Mataram. Jadi pada penerapan model ini untuk langkah pertamanya guru membuka pembelajaran sebagaiamana kegiatan membuka yaitu mengucap salam, menanyakan kabar peserta didik, juga melakukan pengabsenan. Setelah itu guru menjelaskan materi pelajaran yang dibahas hari itu, kemudian membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dan guru tersebut membagi sub bab materi kepada kelompok, jadi setiap kelompok memiliki bahan diskusi yang berbeda-beda. Setiap kelompok melakukan diskusi, setelah itu guru memerintahkan setiap peserta didik untuk membuat soal. Kemudian soal yang dibuat ditukarkan kepada sesama kelompok, sehingga setiap peserta didik mempunyai satu soal, peserta didik yang ditunjuk oleh guru wajib memebacakan sal yang didapatkan kemudian menjawabnya, begitu seterusnya. Pada akhir penerapannya guru tersebut memberikan terkait dengan kesimpulan materi pembelajran yang didapatkan oleh peserta didik hari itu.

Dari kegiatan-kegiatan yang diterapkan oleh guru tersebut  pada model snow ball seperti diatas, kelompok kami menyimpulkan bahwa, pada penerapannya tidak sesuai dengan langkah-langkah penerapan model snow ball yang sebenarnya, yaitu : 

a)      Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

b)      Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran.

c)      Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada teman kelompoknya.

d)     Kemudian masing-masing murid diberi satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

e)      Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu murid ke murid yang lain selama kurang lebih 5 menit.

f)       Setelah tiap murid mendapat satu bola/satu pertanyaan, diberikan kesempatan kepada murid untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

g)      Guru bersama dengan murid memberikan kesimpulan atas meteri pembelajaran yang diberikan.

h)      Guru memberikan evaluasi sebagai bahan penilaian pemahaman muridakan materi pembelajaran.

      Guru pada penerapannya hanya meneapkan beberapa langkah saja, dan mengabaikan atau tidak menerapkan langkah-langkah yang lain. Sdapun langkah yang diterapkan yaitu terdapat pada poin a, b, d, f, dan g. Sedangkan poin c, e, dan h. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel analisis kelompok kami

 

No

Langkah Penerapan model Snow ball

Diterapkan

Tidak Diterapkan

A

Guru menyampaikan materi yang akan disajikan

 

P

 

B

Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran.

 

Guru hanya membentuk kelompok

Memanggil ketua kelompok untuk diberikan penjelasan

C

Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada teman kelompoknya.

 

 

 

 

P

D

Kemudian masing-masing murid diberi satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

 

 

 

P

 

E

Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu murid ke murid yang lain selama kurang lebih 5 menit.

 

 

 

 

P

F

Setelah tiap murid mendapat satu bola/satu pertanyaan, diberikan kesempatan kepada murid untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

 

 

 

 

P

 

G

Guru bersama dengan murid memberikan kesimpulan atas meteri pembelajaran yang diberikan.

 

 

P

 

H

Guru memberikan evaluasi sebagai bahan penilaian pemahaman muridakan materi pembelajaran.

 

 

P

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

            Snow Ball ( Bola Salju ) merupakan salah satu model dari pembelajaran kooperatif, dimana model pembelajaran ini membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok membuat bola pertanyaan yang disebut sebagai snow ball yang kemudian dilemparkan kepada kelompok lain yang dikehendaki dan masing-masing murid dalam suatu kelompok yang mendapatkan bola tersebut harus menjawab pertanyaan yang ada dalam bola tersebut.

            Adapun kelebihan dari model pembelajaran ini adalah dapat melatih kedisiplinan siswa dalam bekerja sama serta membuat pertanyaaan dan menjawabnya. Disamping itu, model ini memiliki kekurangan yaitu murid hanya mendapatkan pengetahuan dari sekitar pembelajaran saja dan kurang efektif jika diterapkan dalam semua materi pembelajaran.    

 

DAFTAR PUSTAKA

Huda, Miftahul. 2015. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Rembang : Ar Ruzzetenna.

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning ; Teori Dan Aplikasi PAIKEM. Jogyakarta :Pustaka Pelajar.

Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung : Yrama Widya.

Latipah, Eva. 2012. Pengantar Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : PEDAGOGIA.

Asmani, Jamal Ma’mur. 2013. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Jogjakarta : DIVA Press.

Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Pers, 2013.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Asrori, Mohib. 2010. Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar pada Anak, (online);http://gurutrenggalek.blogspot.com/2010/09/penggunaan-model-belajar-snowball.html.(diakses 4  April 2019)



[1] Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-isu Metodis dan Paradigmatis, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2015), h. 226.

[2] Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Rembang : Ar Ruzzetenna, 2014) h. 174

[3] Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 105.

[4] Agus Suprijono, Cooperative Learning ; Teori Dan Aplikasi PAIKEM, (Jogyakarta :Pustaka Pelajar, 2009) h. 128

[5] Daryanto, Belajar dan Mengajar, (Bandung : Yrama Widya,, 2010), h. 111.

[6] Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : PEDAGOGIA, 2012), h. 109.

[7] Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), (Jogjakarta : DIVA Press, 2013), h. 131-132.

[9]Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), h. 246.

[10] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta : Kencana Prenada Media,, 2006), h. 215.

[11] Agus Suprijono, Cooperative Learning ; Teori Dan Aplikasi PAIKEM, (Jogyakarta :Pustaka Pelajar, 2009) h. 128

[13] Asrori, Mohib. 2010. Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar pada Anak, (online);http://gurutrenggalek.blogspot.com/2010/09/penggunaan-model-belajar-snowball.html.(diakses 4  April 2019)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Metode Pendidikan, Dasar, Tujuan, Tugas dan Fungsi

PENDAHULUAN Dalam pendidikan Islam, metode mempunyai kedudukan yang sangatpenting dalam upaya mencapai tujuan, karena ia menjadi sarana yangmembermaknakan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan,sehingga dapat dipahami atau diserap oleh peserta didik menjadi pengertianpengertianyang fungsional terhadap tingkah lakunya. Dalam pendidikan Islam, metode yang tepat guna bila ia mengandung nilai-nilai intrinsik dan ekstrinsik sejalan dengan materi pelajaran dan secara fungsional dapat dipakai untuk merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung dalam tujuan pendidikan Islam. Antara metode, kurikulum (materi) dan tujuan pendidikan Islam mengandung relevansi ideal dan oprasional dalam proses kependidikan. Oleh karena itu proses kependidikan Islam mengandung makna nternalisasi dan transformasi nilai-nilai Islam ke dalam pribadi peserta didik dalam upaya membentuk pribadi muslim yang beriman bertakwa dan berilmu pengetahuan yang amaliah mengacu kepada tuntunan agama dan tu

KONSEP MANUSIA DALAM HUMANISME DAN AL-QUR’AN

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang. Membicarakan tentang manusia adalah tentang diri kita sendiri, suatu pembicaraan yang tidak pernah kering dan berakhir. Manusia telah mampu memahami dirinya sendiri selama beribu-ribu tahun. Tetapi gambaran yang pasti dan meyakinkan tidak mampu mereka peroleh hanya dengan mengandalkan daya nalarnya yang subjektif. Oleh karena itu mereka memerlukan pengetahuan dari pihak lain yang dapat memandang dirinya secaraa utuh. Allah sang pencipta telah menurunkan Kitab suci Al-Qur’an di antara ayat-ayatnya adalah gambaran-gambaran konkrit manusia dengan keabsolutannya . Sedangkan psikologi humanisme dengan hasil pemikiran manusia belaka berusaha juga memberikan pandangan tentang manusiadengan berkaca pada psikologi humanisme tentunya bersifat relatif. Dengan kerakteristik yang berbeda baik dari kajian bentuk tubuh hingga kajian yang sangat mendalam tentang primordialnya dengan tuhan saat di alam rahim. Oleh karena itulah makalah ini akan memb

Pengertian Pendidik

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Di dalam mempelajari   keguruan maka kita tidak akan terlepas dari pendidik dan tenaga kependidikan. Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan komponen yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya terutama pendidik sangat mempunyai peran penting di dalamnya. D engan pendidik tersebut , dunia kependidikan dapat menciptakan generasi-generasi yang intelektual. Ketika kita berbicara tentang pendidik, maka kita tidak akan terlepas dengan kompetensi dan kualifikasi yang harus ada dalam pendidik tersebut. Dengan adanya kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, maka secara tidak langsung seorang pendidik dituntut untuk memiliki kualifikasi ilmu yang sesuai dengan keahliannya. Sehingga dalam makalah ini kami akan memaparkan materi tentang pendidik, apa saja kempetensi-kompetensi dan kualifikasinya. B.      Rumusan Masalah 1.       Apakah pengertian pendidik ? 2.       Apa saja kompetensi-kompetensi yang di miliki oleh pen