A. Rumusan Masalah
1.
Apakah
pengertian model pembelajaran problem solving ?
2.
Bagaimanakah
langkah-langkah penerapandalam model pembelajaran problem solving ?
3.
Apakah
manfaat dan tujuan dari model pembelajaran problem solving ?
4.
Apa
sajakah kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran problem solving?
5.
Apakah model problem solvingsudahpernahditerapkanoleh guru dimadrasah
?
B.
Tujuan
Untuk
mengetahui :
1.
Pengertian
model pembelajaran problem solving.
2.
Langkah-langkah
penerapandalam model pembelajaran problem
solving.
3.
Manfaat
dan tujuan dari model pembelajaran problem solving.
4.
Kelebihan
dan kekurangan dari model pembelajaran problem solving.
5.
Penerapanproblem solving oleh guru di madrasah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Model pembelajaran Problem Solving adalah model pembelajaran
pemecahan masalah dan pemecahan masalah adalah proses memikirkan dan mencari
jalan keluar bagi masalah tersebut. Model ini dapat menumbuhkan kecakapan siswa
dalam menyelesaikan masalah. Model pembelajaran Problem Solving mendorong
siswa untuk berpikir secara sistematis dan logis dengan menghadapkannya
terhadap masalah yang harus diselesaikan. Melalui model ini, sedikit demi
sedikit siswa akan berkembang secara utuh. Artinya, perkembangan siswa tidak
hanya terjadi pada aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik
melalui penghayatan secara internal akan problema yang dihadapi.[1]
Model Problem solving (pemecahan masalah) bukan hanya
sekedar model mengajar tetapi juga merupakan suatu model berfikir karena dalam
problem solving dapat menggunakan model-model lainnya karena di mulai dengan
mencari data sampai pada menarik kesimpulan. Pembelajaran ini merupakan
pembelajaran berbasis masalah, yakni pembelajaran yang berorientasi “ learner
contered” dan berpusat pada pemecahan suatu masalah oleh siswa melalui
kerja kelompok.[2]
Model pemecahan masalah yaitu cara penyajian bahan perlajaran
dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk di analisis,
dibandingkan dan disimpulkan dalam usaha mencari pemecahan atau jawabannya oleh
peserta didik. Permasalahan tersebut dapat diajukan oleh guru, atau dari
peserta didik sendiri atau diajukan oleh guru dan peserta didik, kemudian dijadikan pembahasan dan dicari
pemecahannya sebagai kegiatan belajar peserta didik. Permasalahan tersbut
dirumuskan dari pokok bahasan yang terdapat dalam mata pelajaran. Permasalahan
tersebut dapat berupa kesenjangan antara yang seharusnya dengan realitas,
sesuatu yang apabila di biarkan akan menimbulkan kerugian, dan sesuatu yang
membutuhkan penjelasan dengan cara melakukan penelitian secara seksama. Rumusan
masalah tersebut misalkan: bagaimana cara meningkatkan hasil belajar seseorang
? mengapa terjadi perbedaan antara hasil belajar siswa kelas tertentu dengan
kelas lainnya ? mengapa prestasi belajar para siswa menjadi menurun ? dan
sebagainya. [3]
Pembelajaran berdasarkan masalah ini, kelompok-kelompok kecil
peserta didik bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah di sepakati oleh
peserta didik dan guru. Ketika guru sedang menerapkan model pembelajaran
tersebut, seringkali peserta didik menggunakan bermacam-macam keterampilan,
prosedur pemecahan masalah dan berfikir kritis. Model ini di landasi oleh teori
belajar konstruktivis. Pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan
permasalahan nyata yang penyelsaiannya membutuhkan kerja sama diantara peserta
didik. Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana
pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan: guru memberi contoh mengenai
penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas
tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan
berorientasi pada upaya penyelidikan oleh peserta didik.[4]
Dalam proses
belajar dan pembelajaran problem solving ini diorientasikan kepada
pemecahan masalah terutama yang terkait dengan aplikasi materi pelajaran di
dalam kehidupan nyata. Selama ini siswa melakukan kegiatan memecahkan masalah ,
guru berperan sebagai tutor yang akan membantu mereka mendefinisikan apa yang
mereka tidak tahu dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memahami atau
memecahkan masalah.[5] Dan
hasil belajar dari pembelajaran ini peserta didik memiliki keterampilan
penyelidikan dan peserta didik mempunyai kemampuan untuk mempelajari peran
orang dewasa dan pembelajar yang indipenden (berdiri sendiri).[6]
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan
pembelajaran problem solving adalah suatu penyajian materi
pelajaran yang menghadapkan siswa pada persoalan atau masalah yang harus
dipecahkan dan diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penyajian masalah
ini bisa dari guru, siswa, maupun guru dan siswa. Dalam pembelajaran ini adanya upaya individu atau kelompok untuk
menemukan jawaban berdasarkan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan yang telah
dimiliki sebelumnya dan memecahkannya
berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan
yang tepat dan cermat.
B.
Langkah-langkah
Problem Solving
Adapun dalam pelaksanaanya dapat dilakukan dengan cara membagi
siswa ke dalam kelompok-kelompok antara 3 sampai 5 orang, menentukan pokok
permasalahan yang akan di pecahkan, serta mendiskusikan dan memecahkan masalah
tersebut melalui kegiatan pengumpulan data, menganalisis data, menyusun
hipotesis, mengolah data, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan.[7]
Sedangkan di refrensi lain yaitu dalam buku Ramayulis dijelaskan
langkah-langkah dalam problem solving yaitu:
1.
Tahap
persiapan
a.
Bahan-bahan
yang akan di bahas terlebih dahulu disiapkan oleh pendidik.
b.
Pendidik
menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan sebagai bahan pembantu dalam memecahkan
persoalan.
c.
Pendidik
memberikan gambaran secara umum tentang cara-cara pelaksanaannya.
d.
Problema
harus bersifat praktis dan sesuai dengan kemampuan peserta didik.
2.
Tahap
pelaksanaan.
a.
Pendidik
menjelaskan secara umum, tentang masalah yang akan dipecahkan.
b.
Pendidik
meminta kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan tentang tugas yang
akan dilaksanakan.
c.
Peserta
didik dapat bekerjasama secara individual atau berkelompok.
d.
Mungkin
peserta didik dapat menemukan pemecahannya dan mungkinpula tidak.
e.
Jika
pemecahannya tidak ditemukan oleh peserta didik kemudian didiskusikan mengapa
pemecahannya tidak di temui.
f.
Pemecahan
masalah dapat dilaksanakan dengan; -pikiran
g.
Data
diusahakan mengumpulkan sebanyak-banyaknya untuk analisa sehingga dijadikan
fakta.
h.
Membuat
kesimpulan.[8]
C.
Manfaat dan tujuan dari model pemecahan masalah (problem solving).
1.
Manfaat
problem solving.
Manfaat dari
penggunaan problem solving pada proses mengajar untuk mengembangkan
pembelajaran yang lebih menarik. Menurut Djahiri problem solving memberikan beberapa manfaat
antara lain:
a.
Mengembangkan
sikap keterampilan siswa dalam memecahkan permasalahan, serta dalam mengambil
keputusan secara objektif dan mandiri.
b.
Mengembangkan
kemampuan berpikir para siswa, anggapan yang menyatakan bahwa kemampuan
berpikir akan lahir bila pengetahuan makin bertambah.
c.
Melalui
inkuiri atau problem solving kemampuan berpikir tadi diproses dalam situasi
atau keadaan yang benar-benar di hayati, diminati siswa serta dalam berbagai
macam ragam alternatif.
d.
Membina
pengembangan sikap perasaan (ingin tahu lebih jauh) dan cara berpikir objektif,
mandiri,krisis,analisis baik secara individual maupun kelompok.
2.
Tujuan
problem solving.
Berhasil
tidaknya suatu pengajaran bergantung kepada suatu tujuan yang hendak dicapai.
Tujuan dari pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut:
a.
Siswa
menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan
akhirnya meneliti kembali hasilnya.
b.
Kepuasan
intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi siswa.
c.
Potensi
intelektual siswa meningkat.
d.
Siswa
belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.[9]
D.
Kelebihan dan Kekurangan
1.
Kekurangan
a.
Pembelajaran
ini membutuhkan waktu yang lama dalam segi persiapan.
b.
Saat
siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai masalah kepercayaan bahwa yang
sulit dipelajari untuk dipecahkan, maka mereka tidak mau untuk Mencoba.
c.
Masalah
yang diangkat dan cara membuat problem tidak efektif.
d.
Kurang
nya kesiapan guru untuk berkolaborasi dalam memecahkan.
e.
Menentukan
suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berfikir siswa,
tingkat madrasah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah
dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru
f.
Mengubah
kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru
menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalah sendiri atau
kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan
kesulitan tersendiri bagi siswa.
2.
Kelebihan
a.
Merupakan
pemecahan masalah yang bagus untuk memahami isi pelajaran
b.
Dapat
menantang kemampuan serta memberikan kepuasan untuk pengetahuan baru bagi
siswa.
c.
Meningkatkan
aktifitas siswa pembelajar
d.
Membantu
bagaimana mentransfer siswa pengetahuan mereka memahami untuk masalah dalam
kehidupan nyata.
e.
Dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
f.
Memberikan
kesempatan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam
kehidupan sehari-hari.
g.
Pembelajaran
ini dapat membuat pendidikan di madrasah menjadi lebih relevan dengan
kehidupan.
h.
Proses
belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa
menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
i. Pembelajaran ini merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahannya.[10]
E.
Perencanaan
Model Pembelajaran Problem Solving
Mata pelajaran: Fiqih
Kelas: VIII Semester ganjil
1)
Kompetensi Inti
KI.1 Menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI.2Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
KI.3 Memahami dan
menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI.4 Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifi kasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
2)
Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar |
Indikator |
1.4 Menghayati hikmah zakat 2.4 Membiasakan sikap dermawan sebagai implementasi dari pemahaman
tentang hikmah zakat. 3.4 Menganalisis ketentuan pelaksanaan zakat 4.4 Mendemonstrasikan pelaksanaan zakat |
1.4.1. Menjelaskan hikmah zakat 2.4.1. Mengamalkan kebiasaan berperilaku dermawan sebagai implementasi dari pemahaman tentang hikmah zakat 3.4.1. Menjelaskan pengertian zakat 3.4.2. Membacakan dalil dalil tentang zakat 3.4.3. Menjelaskan macam-macam zakat 3.4.4. Mengidentifikasi harta yang wajib
dizakati 3.4.5. Mengidentifikasi mustahik zakat 3.4.5.Menjelaskan tujuan zakat Mendemontrasikan tata cara pelaksanaan zakat |
3)
Tujuan
:
1. Peserta didik mampu menjelaskan tentang hikmah zakat
dengan baik dan benar
2.
Peserta didik mampu menjelaskan pengertian zakat dengan baik
3. Peserta
didik mampu membacakan dalil dalil tentang zakat sesuai dengan tajwidnya.
4. Peserta didik mampu Menjelaskan
macam-macam zakat dengan baik.
5. Peserta didik mampu Mengidentifikasi
harta yang wajib dizakati
6. Peserta didik mampu Mengidentifikasi
terkait dengan mustahik zakat
7. Peserta didik Menjelaskan tujuan zakat dengan
baik.
8. Peserta didik mampu Mendemontrasikan tata cara pelaksanaan zakat dengan baik
4)
Materi
Pokok
Macam-macam Zakat, Orang yang Berhak Menerima Zakat,
dan yang Tidak Berhak Menerimanya, Menyebutkan Pengertian dan Dalil Tentang
Zakat,
Tujuan Zakat dan Mempraktekkan Pelaksanaan
Zakat
5)
Metode
: Resitasi dan Diskusi
6)
Media/alat
: kertas, polpen
[1]Jurnal Inpafi, Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap
Hasil Belajar Siswa
[2]Abdul Majid, Strategi
Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), hal. 212-213
[3]Abuddin Nata, Perspektif
Islam tentang Strategi Pembelajaran, ( Jakarta :Prenada Media Group, 2009),
hal.187-188
[4]Trianto, Desain
Pengembangan Pembelajaran Tematik, (Jakarta:Prenada Media Group, 2011),
hal. 143
[5]Abdorrakhman Gintings, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung;Humaniora,2014), hal. 210
[6]Agus Suprijono,
Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 72
[7]Abuddin Nata, Ibid.,
hal. 188
[8]Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2014), hal. 503-505
[9]Hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/metode-pemecahan-masalah-problem.html?m=1.diakses tanggal 07-04-2019
[10]Annisha
Noor Dienna, Skripsi Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Lancar Siswa, 2016.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan baik, bijak dan konstruktif !