Langsung ke konten utama

KERTANAH KITAB KLASIK ASLI PAGUTAN KARANG BUAYA


  KERTANAH


       Karang Buaya, ya inilah nama kampungku bertempat di daerah Lombok, Kota Mataram, Kec. Mataram, Kel. Pagutan Timur Desa Karang Buaya. Nama Karang Buaya bukanlah nama sembarangan yang hanya bisa di artikan Buaya semata namun Karang Buaya memiliki sejarah yang begitu menarik untuk di ketahui dalam hal ini dibuktikan dengan adanya sebuah catatan klasik kuno yang bertuliskan Jawa Melayu yang di alih tuliskan ke abjad Indonesia Oleh Musium Provinsi Kota Mataram, Keberadaan Kitab Kertanah ini di alih tangan kan Kepada Bpk. Ust. Pahmun, S.Pd.I pada tahun 2013 silam dan di alih tangankan kepada Bpk. Ust. Munajah, M.Pd. dan kitab itu sekarang berada di tangan beliau.


    Berdasarkan beberapa kisah dari pada tetua kami dan disebutkan judga dalam kitab Kertanah ini bahwa Karang Buaya memiliki Nama Asli Karang  Bajul, Bajul sendiri memiliki arti  Buaya. Ada juga yang menyebutnya Karang Abuya yang memiliki arti "Bapakku" dimana hal ini diambil dengan bukti kemunculan seorang tuan guru yang begitu kharismatik dan berperan sebagai penyebar Islam di pulau Lombok yaitu TGH. Abdul Hamid dan TGH. Abhar Muhyiddin namun kita akan fokus membahas isi dari Kitab Kertanah ini. 

     Suatu kebanggaan tersendiri bagi kami Warga Lingkungan Karang Buaya yang dimana pada tahun demikian berkisar antara 1970-an ada seseorang yang sudah memiliki karya sebuah kitab kelasik dimana pada tahun itu masyarkat bisa di pastikan memiliki pengetahuan yang minim karena masih bernuansa perkampungan yang sangat jauh dari  modernisasi apalagi usaha untuk mengarang sebuah kitab/buku. 

    Kitab KERTANAH ini yang dikarang oleh Empu Nurtajep yang berasal dari Karang Buaya Pagutan Lombok Barat. kitab ini disalin kedalam abjad Indonesia oleh Musium Provinsi pada tahun 1983. kitab aslinya bertuliskan bahasa lontar jawa kuno, kitab ini terdiri dari 25 Halaman yang membahas tentang kehidupan Baginda Rasulullah Saw, silsilah dan keluarga serta beberapa nilai-nilai kebaikan yang di angkat pada kitab Kertanah yang di karang oleh Empu Nurtajep yang berasal dari Pagutan Karang Buaya.


        Yang dimaksud dengan kertanah oleh pngarang adalah Nabi Muhammad Saw, yang memiliki nama Ahmad atau Muhammad anaknya Abdullah dan Abdullah sendiri adalah anak dari Abdull Mutthalib yang kemudian Ia Muhammad diutus menjadi Nabi (Rasul) Oleh Allah Swt.
        Kata "Kertanah" berasal dari Kerta Ing Tanah yang memiliki arti  "Pembawa Hukum di Bumi". Adapun kitab ini mengulas berbagai kisah daripada Muhammad Saw yang memiliki ayah bernama "Abdullah dengan putri dari negeri syam yaitu siti salamah". kemungkinan yang dimaksud pada kalimat ini adalah yang merupakan hasil dari pernikahan antara Abdul Muthallib dan Fhatimah Binti Amr. Abdul Muthallib sendiri merupakan seorang anak yang berasal dari pernikahan Ibnu Hasyim atau nama aslinya Amr dengan Salma Binti Amr yang berasal dari Madinah yang kemudian Hasyim Meninggal Dunia di Syam-Ghaza Tahun 497 M. (Ditambahkan Oleh Syarif Hidayatullah yang dikutip dari Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarak Furi Terj. Hanif Yahya). 
          Kemudian pertemuan antara Abdullah dan Siti Aminah, yang kemudian melahirkan Kertanah (Ahmad/Muhammad), dimana Muhammad ditimpa Nasib malang dengan meninggalnya ayah beliau Abdullah ketika masih berada didalam kandungan dan tidak lama kemudian disusul oleh Ibunya. kemudian Kertanah diasuh oleh Kakeknya "neneknya" Abdul Mutthallib. Berdasarkan kebiasaan orang arab untuk mencarikan ibu sesusuan bagi setiap anak yang lahir di kota makkah. Sehingga didapatkanlah seorang Ibu sesusuan yang bernama Janasih (Mungkin Maksudnya adalah Halimah Assa'diyah) sekaligus merawatnya di Napiah (tertulis di kitab kertanah) mungkin maksudnya di (Kabilah Bani Sa'ad). Disinilah tempat Kertanah (Muhammad) menjalani masa kanak-kanaknya. Disebutkan juga bahwa sejak kecilnya Kertanah  telah menunjukkan tanda-tanda kebesarannya sebagai calon Rasulullah.
            Diceritakan juga dalam Kertanah tongkat permainan yang berasal dari kayu ketimunan telah di tanamnya dan kemudian menjadi sebuah pohon Kurma. Pohon kurma inilah yang konon katanya menjadi asal mula pohon Kurma di Napiah. Semenjak kecilnya Kertanah merupakan pemimpin dari kawan sepermainannya yang disebutkan berjumlah 40 orang. Gaya kepemimpinan yang sangat menonjol mengalahkan kearifan orang yang dewasa.
            Diceritakan juga bahwa Kertanah (Muhammad) ketika ia menganjak remaja Kertanah diserahkan kepada Abu Jahal untuk mengaji (mungkin maksudnya adalah untuk mengajarkan nilai-nilai kepercayaan bangsa arab sebelum Islam), disinilah mulai timbul pertentangan antara Kertanah dengan Abu Jahal ketika Abu Jahal mengajarkan Kertanah (Muhammad) Syahadat Isya Musa.  Kertanah menolak membaca syahadat itu serta mendakwakan dirinya sebagai seorang nabi dengan nama Muhammad. Keberanian Kertanah mendakwakan dirinya sebagai nabi didepan pamannya yaitu Abu Jahal kemudian dilaporkan kepada raja Huba Ibnu Malik sehingga membuatnya sangat terperanjat.
            Dalam Cerita berikutnya juga dituturkan pula bagaimana muhammad di uji kerasulannya dengan disuruh menurunkan bulan. Riwayat ini didalam kisah-kisah nabi Muhammad yang bertulislkan melayu Arab disebut sebagai kisah Bulan Belah.
            Cerita Kerrtanah menceritakan pula kisah asmara antara Nabi Muhammad Saw dengan Siti Khadijah yang disebut berawal dari Madinah. (bahwa ketika itu umur Rasulullah Saw 25 Tahun dan setelah kembali dari negeri Syam 2 Bulan kamudian menikahi Khadijah yang ketika saat itu berumur 40 Tahun. Tambahan syarip Hidayatullah yang dikutip dari Kitab Khulasah Nurul yakin, Safratus Tsani Ila Syam ......).


  1. Jika dibandingkan dengan Cerita Nabi Muhammad Saw dalam sejarah Islam maupun kisah Muhammad dalam kisah Bulan Belah maka kita akan dapat melihat berbagai perbedaan. Missalnya tentang saat-saat meninggalnya Ibu dan Ayah Nabi Muhammad Saw. tentang siti fatimah sebagai Salamah dan Kisah-Kisah Lainnya. Namun demikian Pokok Ceritanya sama seperti riwayat Nabi Muhammad Saw yang kita ketahui.
  2. Penamaan Sekarang yang dijalin banyak yang disesuaikan dengan pikiran si pengarang sendiri seperti Puh Ngiong untuk Pangkur Puh Pangundang Godek,, Nyuk-Nyuk" untuk  Sinom, Puh Kapal Mate Angin, untuk Maskumambang, Puh Pengundang Mhanak Untuk Pangkur. Kebiasaan-kebiasaan diatas sudah lazim dilakukan oleh penulis-penulis Sasak.
                                                                                            = L.G Suparman =

    Dalam beberapa kisah yang disampaikan dalam Kitab Kertanah ini, walaupun ada perbedaaan dengan berbagai literatur yang mengisahkan Muhammad dalam buku-buku lainnya namun substansi bahasannya tidak jauh dari kisah Muhammad pada umumnya, dan juga sudah disampaikan bahwa nama-nama yang dimitsalkan seperti Kertanah (Muhammad), Jasiah dan Napiah adalah kesesuain dengan pemikiran pengarang kitab ini. Namun walapun seperti itu era 1970 an membuktikan bahwa Salah Seorang dari pada Kampung Karang Buaya yang bernama Pe Nurtajap berhasil membuat sebuah karangan "KERTANAH" yang berisikan kisah-kisah hidup Rasulullah Saw. ini membuktikan bahwa sejak dulu Pagutan pada umumnya menjadi daerah "Panutan" dalam beragama yang dibuktikan dengan banyaknya Para Tuan Guru sebagai penyebar Agama Islam di Pagutan itu sendiri bahkan Pulau Lombok. Khususnya lagi daerah karang Buaya yang yang dibuktikan dengan hadirnya Kitab ini sekitaran Tahun 1970. Bapak Munajah, M.Pd banyak menceritakan keterkaitan Kitab Kertanah ini dengan perkembangan Ilmu Agama Pada saat itu yang terkait dengan perjuangan TGH. Abdul Hamid dan TGH. Abhar Muhiyddin serta kisah masjid Pusaka Presak Timur yang digunakan sebagai pusat penyebaran Islam di Pagutan saat itu.

Wallahu A'lam...


Berikut ini Contoh Tulisan yang di alihkan dari Lontar Kuno Ke Abjad :


FootNote : Lontar Ditulis Oleh : Pe Nurtajap, Kr. Buaya, Pagutan, Lombok Barat.


By : Syarip Hidayatullah

Komentar

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik, bijak dan konstruktif !

Postingan populer dari blog ini

Subjek dan Objek Evaluasi Pendidikan

PENDAHULUAN A.     Latar Belakang      Setiap usaha atau kegiatan yang telah dilakukan sebaiknya diikuti dengan tindak lanjut, atau kegiatan evaluasi, terutama pada dunia pendidikan. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peseta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam dunia pendidikan evaluasi ini sangat penting utuk dilakukan agar kegiatan baru yang akan dilakukan bisa berjalan lancar tanpa mengulangi kesalahan yang pernah terjadi atau sesuai dengan tujuan pendidikan. Evaluasi dalam kegiatan belajar mengajar atau pengajaran adalah penilaian/penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke arah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum. Hasil p

Jarimah Hudud dan Macam-Macamnya

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang bahaya bagi agama, jiwa, harta, keturunan, dan akal. Sebagian fuqaha menggunakan kata jinayah untuk perbuatan yang berkaitan dengan jiwa atau anggota badan, seperti membunuh, melukai dan sebagainya. Dengan demikian istilah fiqh jinayah sama dengan hukum pidana. Untuk mempersempit pembahasan maka disisni pemakalah hanya akan membahas masalah yang berkenan dengan hudud Jarimah hudud adalah tindak pidana yang diancam hukuman had, yakni hukuman yang telah ditentukan macam dan jumlah (berat-ringan) sanksinya yang menjadi hak Allah SWT, dan tidak dapat diganti dengan macam hukuman lain atau dibatalkan sama sekali oleh manusia. Ada tujuh macam perbuatan jarimah hudud yaitu, zina, menuduh orang lain berbuat zina (qazaf), meminum minuman keras, mencuri, menggangu keamanan (hirabah), murtad, dan pemberontakan (al-bagyu). Adapun jarimah ta’zir Secara bahasa ta’zir merupakan mashdar (kata dasar) dari ‘azzaro yang berarti menolak dan mencegah keja

Pengertian Metodik Khusus PAI

PENDAHULUAN            A.     Latar Belakang Guru akan menunaikan tugasnya dengan baik atau dapat bertindak sebagai tenaga pengajar yang efektif, jika padanya terdapat berbagai kompetensi keguruan, dan melaksanakan fungsinya sebagai guru. Dalam proses pembelajaran seorang guru membutuhkan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar agar mempermudah dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada seorang siswa dan tercapainya tujuan belajar yang efektif. Begitu juga dalam proses pembelajaran agama Islam yang memerlukan metodik khusus untuk penyampaian materi belajar tertentu dalam Pendidikan Agama Islam agar siswa dapat mengetahui, memahami, mempergunakan, dengan kata lain dapat menguasai materi pembelajaran dengan cepat. Dalam hal ini kami ingin memaparkan pengertian Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, ruang lingkup, tujuan dan manfaatnya dalam pendidikan agama Islam. Adapun tujuan dari penilisan makalah ini adalah untuk  mengetahui pengertian MKPAI, u ntuk mengetahui r