Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2022

Tantangan Umat Islam di Era Modernisasi

MODERNISASI     Waktu terus berputar dan zaman terus berkembang dengan berbagai teknologi dan informasi yang tiada henti terus memanjakan manusia pada zaman modern ini. Disamping memberikan dampak positif bagi manusia dari segala aspek namun juga memiliki dampak negatif  yang dapat merusak manusia itu sendiri. Tantangan umat Islam datang melalui masa depan, tidak dapat dipungkiri perkembangan yang begitu pesat membawa pengaruh yang begitu signifikan bagi kehidupan manusia.     Digital teknologi misalnya memanjakan segala aspek kehidupan manusia modern, sehingga hal ini disamping membawa kemudahan namun menjadi sebuah kehancuran jika tidak digunakan dengan bijak seperti penipuan, jual beli obat terlarang melalui media online, prostitusi, penyebaran  hoaks,  terorisme dan lain sebagainya. Johan Wikileaks mengatakan siapapun yang menguasai teknologi dan unggul dalam mengontrol persepsi publik akan menjadi pemenang. (Kompas: 28 September, 2017:7). Ditambah lagi modernisasi bukan hanya

Biografi Imam Al Ghazali

الإمام حجة الإسلام محمد بن محمد الغزلي الطوسي Nama lengkap beliau adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al Ghazali At-Thusi. Ia dilahirkan di Thus (15 Mil ke arah utara dari wilayah Meshad, Iran) dilahirkan pada tahun 450 H/1058 M.      Imam Al Ghazali merupakan ulama multidisipliner yang menguasai banyak ilmu, ia adalah seorang mufassir, ahli dalam bidang hadits, tasawuf, ilmu kalam, filsafat bahkan sampai ilmu-ilmu alam lainnya. Singkatnya ia adalah pakar dalam ilmu-ilmu naqli (bersumber dari dalil agama) dan aqli (bersumber dari akal). Imam  Al-Ghazali mendapat beberapa gelar yang mulia karena keshalihan, akhlak dan ilmu yang dimilikinya. Ia dikenal sebagai pembela Islam ( hujjatul Islam), hiasan agama ( zainuddin ), samudera yang menghanyutkan ( bahrun mughriq), dan pembaharu agama ( mujaddid wa muslih ad-din) . Al-Ghazali lah yang menginisasi menyatunya sufisme dan syari’ah dalam satu sistem yang sebelumnya terkesan terpisah. K emudian Hujjatul Islam yang kedua adala